Perbatasan Australia-Selandia Baru Dibuka, Ratusan Orang Penuhi Bandara

19 April 2021 11:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bandara Auckland, Selandia Baru. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bandara Auckland, Selandia Baru. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ratusan orang warga Australia memenuhi sejumlah bandara. Mereka menyambut dibukanya perbatasan dengan Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Kini seluruh warga Australia bisa bebas pergi ke Selandia Baru tanpa karantina dua pekan. Selama setahun lebih perbatasan dua negara ditutup lantaran pandemi COVID-19.
Australia sebenarnya sejak 2020 lalu sudah memperbolehkan warganya pergi ke Selandia Baru. Namun, Pemerintah Selandia Baru ketika itu mewajibkan karantina dua pekan demi mencegah penyebaran virus COVID-19.
Keluarga dan kerabaat berpelukan saat tiba di Wellington, Selandia Baru. Foto: AAP / Ben McKay / via REUTERS
Setelah setahun menunggu, berpergian bebas antar dua negara akhirnya terwujud. Warga Australia dan Selandia terlihat antusias menyambut kebebasan mereka bepergian tersebut.
"Ini adalah pertama kali dalam 400 hari, kami bisa pergi bebas karantina, dan kami ada 16 penerbangan pulang pergi ke dan dari Selandia Baru. Seluruhnya penuh," kata CEO Maskapai Qantas Alan Joyce seperti dikutip dari Reuters.
Keluarga dan kerabaat berpelukan saat tiba di Wellington, Selandia Baru. Foto: AAP / Ben McKay / via REUTERS
Dalam pernyataan bersama PM Australia Scott Morrison dan PM Selandia Baru Jacinda Ardern, pembukaan pembatasan akan mendorong perekonomian. Langkah itu akan pula membuat keluarga di dua negara yang lama tak bertemu bisa kembali bersua.
ADVERTISEMENT
"Sangat antusias untuk memulai perjalanan tanpa karantina dengan Australia," kata Ardern.
Keluarga dan kerabaat berpelukan saat tiba di Wellington, Selandia Baru. Foto: AAP / Ben McKay / via REUTERS
Meski sudah membuka perbatasan, Ardern dan Morrison sama-sama menyebut kebijakan ini temporer. Akan ada perubahan bila kasus infeksi COVID-19 di Australia dan Selandia Baru kembali melonjak.
"Kebijakan ini dibawa tinjauan terus menerus," ujar pernyataan bersama itu.