Perjuangan Wanti yang Tak Menyerah Mengajar di Pedalaman Kalimantan

25 Oktober 2019 16:00 WIB
comment
76
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wanti Silasakti, Peserta TPN 2019. Foto: Sabar Artiyono/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wanti Silasakti, Peserta TPN 2019. Foto: Sabar Artiyono/kumparan
ADVERTISEMENT
Perjuangan guru menjadi salah satu bagian penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Meski begitu, tantangan setiap guru berbeda, baik dari kondisi peserta didik, fasilitas mengajar, atau manajemen sekolah.
ADVERTISEMENT
Termasuk yang dialami oleh Wanti Silasakti (35), guru PNS di SDN 34 Borang, Sanggau, Kalimantan Barat sekaligus peserta Temu Pendidik Nusantara (TPN) yang diinisiasi oleh Kampus Guru Cikal. Sejak ditugaskan pada 2009, Wanti harus menempuh perjalanan darat 35 kilometer menuju sekolah tempatnya mengajar. Tak hanya itu, dia juga harus menlanjutkan perjalanan dengan mendayung sampan untuk sampai di sekolahnya.
“Kalau cuaca bagus (tanah kering) bisa satu jam. Kalau hujan bisa 2-3 jam,” kata Wanti kepada kumparan di Sekolah Cikal Serpong, Jumat (25/10).
Sekolah Wanti mengajar belum ada aliran listrik. Untuk itu, dia harus mempersiapkan baterai laptop agar bisa menyampaikan materi pembelajaran melalui video.
Wanti Silasakti (kanan) beserta dengan sejumlah peserta TPN 2019. Foto: Sabar Artiyono/kumparan
“Ya mereka (anak-anak) nonton di layar itu karena tidak ada infocus (layar projector),” ujar Wanti.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi terbatas, Wanti memaksimalkan kondisi sekitar untuk belajar. Yang sering dilakukannya adalah dengan pendekatan alam.
”Iya pakai rumput untuk dipotong-potong untuk materi bilangan pecahan. Kalau IPA mengamati tumbuhan,” kata Wanti.
Meski begitu, dia mulai galau (frustrasi), tepatnya pada 2015. Sebab, dia merasa kurang terfasilitasi. “Terus di media sosial coba-coba ikut Komunitas Guru Belajar (dari Kampus Guru Cikal). Ada cerita yang sama dari guru di Sulawesi Selatan,” ujar Wanti.
Dari komunitas itu, Wanti mendapatkan perspektif baru dalam mengingatkan motivasi mengajar. Selain itu, dia juga mendapatkan jaringan guru-guru dari wilayah lain. Hingga akhirnya ikut TPN dari 2016 hingga sekarang.
Di TPN 2019, Wanti akan menjadi pembicara mengajar literasi dengan menggunakan kuliner. Metode ini ia terapkan di kelas menulis.
Wanti Silasakti, Peserta TPN 2019. Foto: Sabar Artiyono/kumparan
ADVERTISEMENT
“Kadang kan anak bingung menulis. Ya coba aja nih, bawa makanan ke kelas, mereka cicipi, lalu tulis sesuka mereka,” kata Wanti.
TPN 2019 mengambil tema "Literasi untuk Menggerakkan Negeri" yang diselenggarakan 25-27 2019 di Jakarta. TPN 2019 menghadirkan 1.000 guru dari 120 daerah di Indonesia ini. Di sini para guru akan saling berbagi, belajar, dan menguatkan satu sama lain untuk memperluas perjuangan dalam bidang pendidikan.