Perkuat Hubungan dengan Islam, Paus Fransiskus Kunjungi Bahrain

2 November 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus hadir dalam Kongres VII Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional di Istana Kemerdekaan di Nur-Sultan, Kazakhstan, Rabu (14/9/2022). Foto: Remo Casilli/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus hadir dalam Kongres VII Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional di Istana Kemerdekaan di Nur-Sultan, Kazakhstan, Rabu (14/9/2022). Foto: Remo Casilli/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sejarah akan diciptakan Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus. Ia akan menjadi Paus pertama yang melawat ke negara Timur Tengah, Bahrain.
ADVERTISEMENT
Lawatan itu akan berlangsung pada 3 sampai 6 November 2022 mendatang. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan Islam.
AFP melaporkan perjalanan internasional ke-39 kepausan Fransiskus ini menyusul kunjungan sebelumnya yang berlangsung di Uni Emirat Arab pada 2019. Ketika itu lawatan Paus menghasilkan manifesto Muslim-Kristen untuk perdamaian.
Tidak hanya bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan Muslim, beberapa kelompok aktivis hak asasi manusia juga mendorong Fransiskus untuk menekan pemimpin Bahrain Raja Hamad bin Isa Al-Khalifa, untuk menghapuskan hukuman mati yang diberlakukan di negara tersebut.
“Sehubungan dengan perjalanan penting ini, dia harus secara terbuka dan pribadi meminta Raja Bahrain Hamad serta otoritas Bahrain untuk meringankan hukuman mati bagi semua orang yang dijatuhi hukuman mati di negara itu dan memberlakukan moratorium hukuman mati dan eksekusi,” kata sembilan organisasi HAM tersebut dalam pernyataan bersama yang dirilis laman resmi Human Rights Watch pada Selasa (1/11).
ADVERTISEMENT
Fransiskus telah menjadikan komunitas Muslim sebagai salah satu prioritas di masa kepausannya. Ia mengunjungi beberapa negara Timur Tengah seperti Mesir pada 2017 dan Irak pada 2020. Di setiap kunjungannya, Fransiskus menjanjikan dialog antaragama dengan ulama Muslim terkemuka.
Pada kunjungannya ke Bahrain, ia dijadwalkan bertemu dengan otoritas tertinggi Islam Sunni Sheikh Ahmed al-Tayeb, imam besar masjid Al-Azhar, dan pusat pembelajaran Islam yang berlokasi di Istana Sakhir.
Paus Fransiskus juga akan bertemu dengan Dewan Tetua Muslim yang berbasis di Abu Dhabi untuk forum "Timur dan Barat", dengan komunitas Muslim di Barat. Isu seperti krisis kemanusiaan, masalah iklim dan hubungan Muslim-Kristen dalam menjadi agenda dalam pertemuan tersebut.
Seperti Uni Emirat Arab, Bahrain dianggap sebagai negara Arab relatif lebih toleran, dibandingkan dengan kekuatan Sunni ultra-konservatif Arab Saudi. Mereka kerap kali dengan keras membatasi hak beragama dari non-muslim.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Bahrain juga memiliki catatan buruk terhadap penindasan dan pelecehan yang dilakukan oleh elite Sunni terhadap Syiah. Mereka juga kerap kali memberikan tindakan keras terhadap oposisi.
Saat mengunjungi Bahrain, Fransiskus turut dijadwalkan memimpin doa ekumenis di Katedral Our Lady of Arabia yang dibuka pada Desember lalu. Katedral yang dapat menampung lebih dari 2.000 orang ini dibangun untuk melayani sekitar 80.000 umat Katolik Bahrain, terutama mereka yang berasal dari India dan Filipina.
Fransiskus juga akan memimpin misa di sebuah stadion di kota terbesar kedua di Bahrain, Riffa. Sebanyak 28.000 orang akan memenuhi stadion tersebut. Paus akan mengakhiri perjalanannya pada Minggu (6/11) di Manama sembari memimpin pertemuan doa dengan pendeta Katolik.
ADVERTISEMENT
Penulis: Thalitha Yuristiana.