Permukaan Air Tanah di Bandung Turun 60 Persen Tiap Tahun

4 Desember 2019 2:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengambil air dari sumur buatan di kawasan pemukiman penduduk. Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengambil air dari sumur buatan di kawasan pemukiman penduduk. Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto
ADVERTISEMENT
12 kecamatan di Kota Bandung mengalami krisis air tanah akibat menurunnya muka air tanah yang mencapai 60 sampai 80 persen tiap tahunnya. Menurut Kasie Konservasi Air, Tanah, dan Hayati DLHK Kota Bandung Salman Faruq, menurunnya permukaan air tanah disebabkan oleh penggunaan air tanah yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
"Di Jawa Barat banyak CAT (cekungan air tanah). CAT Bandung-Soreang adalah salah satu yang kritis, tiap tahun 60-80 persen (penurunannya)," kata Salman kepada wartawan, Selasa (3/12).
Untuk mengantisipasi krisis air tanah di tahun-tahun mendatang, Salman menyebut pemerintah sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah membuat sumur resapan dalam di setiap kecamatan atau sekolah.
"Per tahun kita buat 7 sampai 10 titik sumur resapan dalam. Anggarannya sekitar Rp 400 juta," jelasnya.
Sumur resapan itu nantinya mampu menampung air hujan dengan kedalaman 20 sampai 60 meter. Sehingga, diharapkan, air yang tertampung bisa meminimalisir krisis air di Bandung.
Tak hanya itu, menurutnya, pemerintah juga akan mengeluarkan surat edaran kepada pelaku usaha agar ikut memanen air hujan. Ia berharap, surat edaran itu nantinya bisa menjadi peraturan Wali Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan ini langkah awal untuk pelaku usaha menerapkan rain water harvesting," pungkasnya.