Permukiman Jadi Klaster Corona Terbanyak di Jatim dan DKI: Warung hingga Arisan

3 Agustus 2020 17:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dewi Nur Aisyah, Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19. Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Dewi Nur Aisyah, Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19. Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
Klaster perkantoran menjadi salah satu sumber penyebaran virus corona dalam beberapa waktu terakhir. Namun, Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, perkantoran bukanlah klaster yang menyumbang kasus positif corona terbanyak.
ADVERTISEMENT
Menurut Dewi, klaster permukiman justru menjadi penyumbang terbanyak kasus positif COVID-19 di Indonesia.
"Kita mengambil klaster di DKI Jakarta, Jawa Timur juga sama, bahwa klaster tertinggi yaitu klaster yang berasal dari permukiman atau lokal transmisi," ungkap Dewi dalam diskusi di YouTube BNPB, Senin (3/8).
Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di antara pepohonan di Jakarta, Senin (27/1/2020) Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
"Jadi ada seseorang yang positif yang dia tulari keluarganya, keluarganya keburu belanja ke warung, ikut arisan, akhirnya mengenai orang-orang lain dalam satu wilayah yang sama," lanjutnya.
Selain itu, sumber penularan kedua terbanyak yakni dari klaster pasar dan tempat pelelangan ikan. Kemudian disusul dengan klaster fasilitas kesehatan di urutan ketiga.
Dewi Nur Aisyah menjelaskan klaster-klaster dari aktivitas masyarakat yang perlu diberi perhatian khusus. Foto: Dok. BNPB
"Ketiga, klaster fasilitas pelayanan kesehatan, karena di sana pasti risikonya juga pasti tinggi, yang datang orang-orang yang punya gejala dan sakit," jelas Dewi.
ADVERTISEMENT

Bagaimana dengan Klaster Perkantoran?

Perkantoran tercatat sebagai klaster keempat terbanyak. Ia menjelaskan, klaster ini terbentuk karena sudah banyak aktivitas masyarakat yang berangsur normal.
"Kembali ketika masyarakat mulai beraktivitas, mau tak mau kita bertemu banyak orang," ucap dia.
Lebih lanjut, Dewi mengingatkan aktivitas di rumah ibadah hingga kegiatan sosial juga masih berisiko tinggi. Sehingga, ia meminta semua pihak tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Kalau misalnya kita ketemu banyak orang, entah tahlilan, pengajian, pernikahan. Ini pernikahan sudah mulai banyak nih, lamaran, segala macam ini harus hati-hati. Artinya tetap harus melakukan protokol kesehatan," pungkas Dewi.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona