Persiapan New Normal di Pesantren

29 Mei 2020 6:31 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi santri di pesantren. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi santri di pesantren. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan menerapkan kebijakan new normal di tengah pandemi virus corona yang masih berlangsung hingga saat ini. Semua pihak bersiap, termasuk Kementerian Agama (Kemenag).
ADVERTISEMENT
Kemenag telah menyiapkan sejumlah aturan tekait penerapan kebijakan new normal. Salah satunya yakni menyiapkan protokol bagi para santri yang akan kembali ke pesantren.
Ada sejumlah tahapan dan kewenangan yang harus dilakukan oleh para santri sebelum mereka kembali ke pesantren. Prosedur ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Persiapan itu mulai dari rumah yang terdiri dari enam tahapan yakni: santri harus memastikan fisik dalam kondisi sehat; membawa peralatan makan minum sendiri dan diberi nama; membawa vitamin C, madu, dan nutrisi untuk ketahanan tubuh selama sebulan. Santri juga harus membawa masker dan hand sanitizer.
Ilustrasi cuci tangan Foto: Shutterstock
Lalu santri harus membawa sajadah tipis yang ringan diangkat dan mudah dicuci; harus memperhatikan pengaturan mengenai protokol penggunaan sarana transportasi dan diusahakan menggunakan kendaraan pribadi atau khusus; dan setibanya di pesantren, para pengantar santri tidak diperkenankan masuk asrama.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada 10 aturan yang harus dipatuhi oleh para santri yakni jalani test PCR atau rapid test. Selama belum ada hasil negatif, santri menjalani isolasi di tempat yang sudah disediakan; tidak bersalaman dengan pengasuh, guru, dan teman selama masa pandemi virus corona belum dinyatakan berakhir; jarak saat berinteraksi, salat atau beribadah, belajar, dan tidur.
Selain itu selalu menggunakan masker, sering mencuci tangan pakai sabun, dan selalu menyiapkan hand sanitizer; mengkonsumsi vitamin C, E, madu, dan makanan atau minuman bergizi setiap hari untuk menjaga imunitas tubuh; tidak makan dan minum di satu wadah bersama-sama dan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Para santri mengaji dengan menggunakan masker dan menerapkan jarak fisik di Pondok Pesantren Daarul Qur'an Al Kautsar, Bogor. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Selanjutnya hanya menggunakan pakaian, handuk, peralatan mandi, dan kasur sendiri; tidak keluar lingkungan pondok kecuali untuk kepentingan khusus dengan persetujuan pengasuh; Wali santri atau keluarga tidak diperkenankan menjenguk selama pandemi belum berakhir. Jika terpaksa harus dijenguk, agar menerapkan protokol COVID-19.
ADVERTISEMENT
Terakhir, santri yang sakit segera diisolasi untuk dirawat di kamar khusus pesantren. Apabila perlu penanganan dokter, harus dilakukan dengan berkonsultasi dengan wali santri.
Kemenag telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak di pesantren terkait kembalinya santri. Termasuk menyusun metode pembelajaran (new normal) bagi santri yang masih di pondok, santri belajar di rumah, santri baru, dan santri yang kembali ke pesantren.
Sekjen MUI Anwar Abbas memberikan sambutan saat acara penggalangan dana untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia Hebron Palestina di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis (1/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Terkait persiapan new normal di pesantren ini, Sekjen MUI Anwar Abbas menilai pemerintah seharusnya tak cuma menyiapkan aturan, melainkan banyak hal untuk memastikan penularan virus tak terjadi.
"Kalau menurut saya, yang disiapkan enggak cuma sekadar aturan. Kesadaran anak itu bisa enggak? Sudah disiapkan? Pembentukan kesadaran sudah dipersiapkan? Kemudian cara-cara menghindarkan diri, melindungi, sudah dilatih belum?" kata Anwar kepada kumparan, Kamis (28/5).
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga meminta adanya sosialisasi ke pesantren-pesantren terkait bahaya corona dan bagaimana cara pencegahannya. Anwar berharap para santri bekerja sama untuk disiplin mencegah potensi penularan corona.
"Harus ada terlebih dulu ada proses sosialisasi dan edukasi kepada guru dan murid. Harus disosialisasikan dulu tentang virus ini, tabiat, karakteristik, cara penularannya, ancaman bahayanya harus dijelaskan, kemudian cara melindungi diri itu begini-begini, kita harus konsisten disiplin," katanya.
Ilustrasi corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Pesantren di zona merah corona
Terkait rencana penerapan new normal di pesantren juga dikomentari oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, TB Ace Hasan Syadzily. Ia mengingatkan, penerapan kebijakan new normal di pesantren harus dikaji dan dirumuskan secara matang dan hati-hati.
Sebab, selain karena pesantren merupakan tempat belajar santri 24 jam, interaksi antarsantri yang berasal dari berbagai daerah juga berpotensi menyebarkan virus COVID-19.
Anggota DPR Komisi II Ace Hasan Syadzily Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
"Walaupun potensinya kecil karena pada umumnya santri berada pada usia rata-rata antara 12-25 tahun, usia yang tingkat terjangkitnya sangat rendah. Tetapi sebagai bentuk kehati-hatian, sebaiknya pemberlakuan new normal di pesantren harus ketat," kata Ace.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sebelum melakukan new normal di lingkungan pesantren, Gugus Tugas COVID-19 baiknya harus memetakan terlebih dahulu zona daerah dengan tingkat penyebaran COVID-19 ini. Di zona merah, didesak tak diberlakukan dulu new normal.
"Bagi pesantren yang berada di daerah yang tingkat persebaran virusnya tidak terkendali, sebaiknya new normal di pesantren yang terletak di daerah tersebut, jangan dulu diterapkan," ujar politikus Golkar ini.
Ilustrasi pesantren Foto: Getty Images
Khawatir pesantren jadi klaster baru
Merespons rencana tersebut, Muhammadiyah yang memiki sekitar 255 pesantren tak ingin buru-buru membuka lagi pesantren sekalipun diberlakukan new normal. Pihak Muhammadiyah akan terlebih dahulu mengkaji dan menimbang risiko yang mungkin muncul atas penerapan tersebut.
PP Muhammadiyah berkonsultasi dengan para ahli bidang kesehatan, termasuk epidemiologi, sebelum memutuskan membuka kembali pesantren termasuk masjidnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau memang bisa di daerah tertentu yang aman, yang hijau ya no problem, tapi daerah-daerah merah perlu hati-hati juga. Saya kira dua-duanya kalau memang memungkinkan, kalau kata ahli kesehatan memungkinkan ya kenapa tidak? Tapi kalau ahli kesehatan bilang berbahaya, ya jangan," kata Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad.
Sejumlah petugas Gugus Tugas Penanganan COVID-19 mendata santri Ponpes Syubbanul Wathon Tegalrejo di pos screening COVID-19 Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (22/4) Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Dadang meminta pemerintah berhati-hati merencanakan new normal, termasuk membuka kembali kegiatan belajar mengajar di pesantren. Ia khawatir jika tanpa analisis risiko, maka akan menimbulkan klaster corona baru.
"Menurut saya harus hati-hati konsultasikan dengan para ahli pandemi dengan para ahli. Terutama dari Departemen (Kementerian) Kesehatan tentang hal ini apakah akan aman atau tidak," kata Dadang.
"Kalau tidak kan nanti akan jadi klaster baru. Akan jadi pusat penyebaran baru di sekolah-sekolah, di pesantren-pesantren," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Tes corona untuk santri
Petugas medis melakukan tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 kepada sejumlah sampel darah dari calon penumpang KRL di Stasiun Citayam, Depok, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Sejumlah catatan lain juga disampaikan terkait rencana new normal di pesantren ini. Salah satunya disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII, Marwan Dasopang, yang menyambut baik rencana pembukaan pesantren, namun pemerintah perlu menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Marwan menuturkan untuk memastikan tak ada penularan virus corona, setiap santri perlu melakukan rapid test atau swab test terlebih dahulu. Dia menyebut sebaiknya pemerintah melalui Kemenkes menyiapkan tes bagi para santri agar pesantren tak terbebani dengan biaya penyediaan tes.
"Memastikan seluruh santri yang akan kembali ke pesantren itu mereka dalam keadaan sehat. Karena itu perlu rapid test atau swab test," ucapnya.
"Anggaran yang cukup besar ini, di situ dibutuhkan kehadiran negara, tidak memberikan beban ini ke pesantren. Pemerintah harus hadir yang akan ditangani oleh Kemenkes untuk melakukan tes kepada santri yang akan masuk," kata dia.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.