news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pertemuan Erdogan dan Presiden Pengadilan HAM Eropa Picu Kontroversi

9 September 2020 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Foto: Reuters/Mustafa Kamaci/Presidential Press Office
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Foto: Reuters/Mustafa Kamaci/Presidential Press Office
ADVERTISEMENT
Awal pekan ini Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu Presiden Pengadilan Tinggi HAM Eropa Robert Spano.
ADVERTISEMENT
Selain bertemu Erdogan dan beberapa pejabat tinggi lainnya, saat berada di Turki, Spano juga menerima gelar kehormatan dari Universitas Istanbul.
Pertemuan Erdogan dan Spano mendapat kecaman luas dari bintang NBA hingga jurnalis Turki yang diasingkan rezim Erdogan.
Menurut mereka lawatan itu seperti tamparan di wajah dan bentuk kemunafikan. ECHR sempat menempatkan Turki sebagai negara dengan pelanggaran HAM nomor dua terbanyak di Eropa. Turki cuma tertinggal dari Rusia.
"Sangat jelas ini adalah sikap munafik dari ECHR," kata jurnalis Turki yang kini hidup di pengasingan, Bulent Kenes, seperti dikutip dari Al-Arabiya.
Kenes merupakan musuh besar rezim Erdogan. Ia berhadapan dengan hukum lantaran menulis kritik terhadap penguasa Turki itu.
"Selalu ada kecurigaan besar bahwa ECHR kaki tangan rezim Erdogan," sambung dia.
ADVERTISEMENT
"Ini sangat memalukan bagi hakim pengadilan HAM Eropa khususnya Spano," sambung dia.
Pebasket Oklahoma City Thunder, Enes Kanter. Foto: Reuters/Mike Segar
Sementara itu, bintang NBA asal Turki Enes Kanter tak habis pikir kenapa ECHR mau berkunjung ke Turki. Dalam pandangannya, ECHR harusnya menjadi tempat bagi warga Turki yang menderita ketidakadilan mendapat haknya.
"Kunjungan Kepala ECHR melegitimasi pelanggaran hukum Pemerintah Turki di tingkat tertinggi," ucap Kanter.
Karena sikap kritis terhadap Erdogan Kanter menjadi buronan dan paspornya dicabut. Dirinya ini sudah mendapat suaka di Amerika Serikat.
Al-Arabiya mencatat usai kudeta gagal,pelanggaran HAM melonjak di Turki. Pemerintah mengincar jurnalis, akademisi, kritikus, hingga militer yang punya pandangan berbeda dengan penguasa.
Walau bertemu berbagai pejabat tinggi Turki, saat pidato di Universitas Istanbul Spano sempat menyinggung berbagai persoalan HAM di Turki, termasuk penahanan mantan hakim Alparslan Altan.
ADVERTISEMENT
Pada 2019, ECHR sempat menyatakan penahanan Altan karena diduga terlibat kudeta tidak sah. Namun, komentar ECHR tidak mengubah sikap Turki.