Perundingan Gencatan Senjata Gaza Gagal, Israel Anggap Tuntutan Hamas Ekstrem

6 Mei 2024 11:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Abir SULTAN / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Abir SULTAN / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perundingan terbaru gencatan senjata di Gaza yang berlangsung di Kairo berakhir nihil. Israel menolak tuntutan kunci yang diminta Hamas.
ADVERTISEMENT
Negosiasi gencatan senjata tepatnya berakhir pada Minggu (5/3). Hamas menegaskan, diskusi dilakukan mendalam dan serius.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyebut, mereka menganggap serius dan positif negosiasi gencatan senjata. Sebab, Hamas menginginkan berhentinya serangan Israel ke Gaza sebagai prioritas utamanya.
Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh. Foto: Karim Jaafar/AFP
Menhan Israel Yoav Gallant menyampaikan komentar bertolak belakang dengan Hamas. Dia menuding Hamas tak serius soal perundingan. Gallant bahkan mengancam serangan darat di Rafah akan segera diluncurkan.
Rafah merupakan tempat penampungan jutaan pengungsi Palestina dari serangan Israel. PBB memperingatkan serangan ke Rafah akan menimbulkan pertumpahan darah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta agar publik tidak terlalu berharap gencatan senjata benar-benar terwujud. Sebab, permintaan kunci Hamas dianggap ekstrem.
Menhan Israel Yoav Gallant. Foto: GIL COHEN-MAGEN / AFP
Netanyahu mengatakan, permintaan Hamas termasuk penarikan tentara Israel dari Gaza dan penghentian perang. Menurutnya permintaan itu sama dengan Israel menyerah terhadap Hamas.
ADVERTISEMENT
"Kami akan berjuang sampai semua tujuan tercapai," kata Netanyahu seperti dikutip dari Associated Press.
Pemerintah Israel berulang kali menegaskan, bahwa tujuan serangan ke Gaza adalah melenyapkan Hamas. Oleh sebab itu, serangan ke Rafah yang dipandang sebagai basis pertahanan terakhir Hamas di Gaza harus terwujud kendati dunia meminta Israel membatalkan itu.
"Saya katakan kepada para pemimpin dunia, tak ada tekanan, tak ada keputusan dari forum internasional yang bisa menghentikan Israel membela diri," tegas dia.