Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perusahaan Nikel di Pulau Obi Tingkatkan Skill SDM Lokal Jadi Tenaga Kerja Andal
25 Juni 2024 12:14 WIB
·
waktu baca 5 menitSumber daya manusia (SDM ) Indonesia didorong untuk memiliki keterampilan yang kompeten agar mampu berdaya saing. Mengingat angkatan kerja Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2024, angkatan kerja Indonesia sebanyak 149,38 juta orang, naik 2,76 juta orang daripada Februari 2023.
Peningkatan keterampilan dan kemampuan ini juga harus diberikan kepada tenaga lokal di daerah, termasuk bagi para pemuda Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, yang diharapkan menjadi tenaga kerja terampil dan andal.
Perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi berkelanjutan di Pulau Obi , Harita Nickel, turut andil dalam mendukung peningkatan kemampuan tenaga kerja lokal di lingkar operasional mereka.
Harita Nickel menginisiasi dan menerapkan program pendidikan vokasi bernama Peningkatan Keahlian dan Keterampilan Pemuda (PELITA) sejak Juni 2023.
“Dengan adanya program ini, para pemuda lokal dapat lebih siap dan kompeten dalam menghadapi dunia kerja, khususnya pada bidang yang membutuhkan keterampilan khusus seperti operator alat berat,” Head of External Relations Harita Nickel , Latif Supriadi, kepada kumparan, Selasa (18/6).
Bisa dikatakan, Program PELITA menjadi multiplier effect dalam membantu pemerintah mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dengan menciptakan tenaga kerja terampil dan berkualitas.
“Dari unskilled labour, menjadi skillful workforce. Inilah tujuan utama Pelita, yaitu peningkatan kapasitas dan daya saing generasi muda. PELITA pun lahir dari semangat kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah, yang harapannya dapat menjadi salah satu kunci mencerdaskan generasi muda,” terang Latif.
Latif menjelaskan peserta program ini memang dikhususkan bagi para pemuda lokal dari wilayah sekitar operasi perusahaan, khususnya dari Pulau Obi, yang merupakan tenaga kerja harian lepas (THL) non-skill.
Setelah menyelesaikan program ini, kata Latif, para tenaga non-skill tersebut diangkat menjadi operator alat berat di perusahaan.
“Saat ini, fokus utama Program PELITA adalah pada peningkatan keterampilan di bidang operator alat berat seperti loader dan overhead crane. Namun, program ini dapat diperluas ke bidang-bidang lain sesuai dengan kebutuhan industri dan permintaan pasar tenaga kerja yang ada saat ini di perusahaan maupun di masa mendatang,” papar dia.
Para peserta akan mengikuti pelatihan praktis dan transfer knowledge selama beberapa bulan, yang meliputi sesi teori di kelas, pembinaan mental dan kedisiplinan, pelatihan langsung di lapangan, dan praktik penggunaan peralatan berat.
“Jumlah peserta dan penerima manfaat Batch 1 sejumlah 14 orang dan semua diangkat menjadi operator wheel loader di departemen produksi. Untuk Batch 2 sejumlah 30 orang dengan materi keterampilan operator overhead crane yang masih berjalan hingga sekarang dan diperkirakan selesai pada Juli mendatang,” papar dia.
Bagi peserta yang menunjukkan kompetensi dan kinerja yang baik selama pelatihan, kata Latif, memiliki peluang besar menjadi karyawan Harita Nickel.
Pada Maret 2024, Harita Nickel mewisuda 14 orang pemuda lokal yang telah menyelesaikan pendidikan Program PELITA dalam pengoperasian alat berat wheel loader.
Selama pelatihan, para peserta mendapat pelatihan soal aspek keselamatan, kesehatan, dan lingkungan (K3LH), instrumen dan pengendalian wheel loader, perawatan dan pemeliharaan, serta teknik pengoperasian yang efisien.
Peningkatan kemampuan sebagai operator alat berat dirasakan betul Ruslan Ibrahim. Pria yang sebelumnya berstatus THL di PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF), salah satu anak usaha Harita Nickel, ini masih minim pengalaman. Namun berkat mengikuti pendidikan di Program PELITA, ia semakin paham soal pengoperasian wheel loader.
“Alhamdulillah, berkat Pelita, saya berhasil mendapatkan pendidikan vokasi ini dan lulus menjadi operator loader,” ungkap Ruslan usai diwisuda pada 6 Maret 2024.
Pengalaman senada juga dirasakan peserta lainnya, Fahrurozi Ausman. Pemuda asal Bacan, Halmahera Selatan itu mendapat pelatihan tentang pergerakan hoisting, menggerakkan troli, hingga bagaimana mengombinasikan antara girder dengan troli.
Sebelumnya, Fahrurozi merupakan kru Electric Furnance di bagian slag di departemen produksi. Dia merasa terbantu dengan adanya Program PELITA.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami (seluruh peserta) maupun saya secara pribadi. Karena awalnya posisi saya itu hanya sebagai kru. Dengan adanya pelatihan ini insyaallah kami akan dimutasi sebagai operator crane nantinya,” jelas Fahrurozi.
“Waktu itu saya mendapatkan informasi bahwa ada program training crane. Tapi saya tidak mendaftar secara pribadi, (melainkan) saya didaftarkan foreman saya di lapangan. Tentunya saya sangat bersyukur karena ada foreman saya yang membantu sehingga saya dapat mengikuti program ini,” imbuhnya.
Inisiatif Harita Nickel meningkatkan kemampuan tenaga lokal turut diapresiasi pemda setempat. Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Halmahera Selatan, Soadri Ingratubun, berharap Program PELITA dapat terus dilanjutkan sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada tenaga lokal.
“Kami mewakili pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, mengucapkan terima kasih pada manajemen Harita Nickel yang sudah menginisiasi program vokasi untuk pengembangan kapasitas generasi muda lokal di lingkar tambang,” ucapnya saat memberikan sambutan pada wisuda peserta Program PELITA.
Program vokasi PELITA merupakan salah satu bagian dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang mencakup lima aspek, yakni kesehatan, pendidikan, ekonomi, infrastruktur dan sosial-budaya.
Harita Nickel pun berkomitmen untuk terus mengimplementasikan Program PELITA, sebagai dukungan nyata terhadap pemerintah yang menjadikan pembangunan SDM sebagai prioritas pembangunan nasional, melalui pendidikan vokasi.
Program ini juga selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) pada poin keempat, yakni menyediakan kesempatan belajar bagi semua masyarakat.