Pesan Megawati di Rakernas PDIP: Ketum Tentukan Capres; Kader Bermanuver Out!

22 Juni 2022 7:09 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi memotong tumpeng bersama Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani di Rakernas PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi memotong tumpeng bersama Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani di Rakernas PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato dalam rapat kerja nasional PDIP di Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6).
ADVERTISEMENT
Rakernas PDIP ini turut membahas isu strategis hingga konsolidasi.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan, Rakernas PDIP kali ini mengusung tema 'Desa Kuat, Indonesia Maju, dan Berdaulat'. Dengan sub tema ;Desa Taman Sari Kemajuan Nusantara'.
Hasto menjelaskan, seperti yang pernah diungkap Megawati, Indonesia memiliki kepentingan yang besar untuk memastikan pembangunan desa. Karena itu, pembangunan Indonesia ke depan dimulai dari desa.
Bagi PDIP, kata Hasto, desa adalah ujung tombak pemerintahan yang berada di garda terdepan pelayanan publik, sekaligus tempat hidup tradisi dan adat istiadat.
Presiden Jokowi dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju turut hadir dalam Rakernas PDIP. Sejumlah pengurus DPP hingga DPC PDIP juga hadir.
Dalam pidatonya, Megawati menyinggung banyak hal. Mulai dari meminta kader tidak mencoba bermanuver hingga masalah kewenangan menentukan capres PDIP.
Presiden Jokowi bersama Megawati Soekarnoputri di Rakernas PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace

Megawati: Jangan Selalu Lihat Survei, Jangan Dijadikan Pegangan

Megawati Soekarnoputri sempat merespons hasil survei yang akhir-akhir ini dirilis sejumlah lembaga. Biasanya, hasil survei menjadi pegangan partai untuk menentukan arah politik mereka, khususnya jelang pemilihan umum.
ADVERTISEMENT
Namun, Megawati meminta kadernya untuk tidak menjadikan survei sebagai pegangan. Bahkan, ia meminta jangan ada yang bergabung dengan PDIP karena melihat survei.
"Makanya kalau ingat berapa kali dalam webinar saya, saya selalu menanyakan apa kehendak kalian untuk masuk dalam PDIP. Apa satu karena tahu PDIP kalau dilihat dari survei. Tapi saya selalu mengatakan jangan selalu lihat survei," kata Megawati.
Survei boleh dilihat. Jangan dijadikan pegangan karena yang bergerak itu bukan survei tapi adalah kita sendiri," lanjutnya.
Megawati menyoroti ada kader yang kinerjanya lalai. Menurutnya, penurunan kinerja itu disebabkan karena kader sudah berada dalam zona nyaman.
Ketua DPC PDIP Solo, Jawa Tengah FX Hadi Rudyatmo. Foto: Dok. Istimewa

Megawati Sebut FX Rudy Kader PDIP Setia Tapi Nakal: Biarkan, Tanggung Jawab Saya

Megawati Soekarnoputri juga menyinggung sejumlah kader yang selalu mendampinginya sejak zaman susah. Megawati mengaku tak marah jika para kader itu nakal.
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai ketum untuk menghadapi kenakalan para kader tersebut.
“Kalau dia (kader) nakal biarkan saja tanggung jawab saya. Tidak ada yang boleh mengatakan kamu begini, kamu begitu karena dia sudah ikut saya dari zaman susah. Kalian ikut saya setelah zaman enak,” kata Megawati.
Beberapa anak nakal yang disebut Megawati antara lain Ketua Dewan Kehormatan DPP PDIP dan Ketua DPD PDIP Papua, Komarudin Watubun serta Ketua DPC PDIP Solo FX Rudy.
“Ada seperti Rahmad dari NTB. Lalu, Komarudin Watubun dari Papua, lalu FX Rudy dari Solo,” ungkap Megawati disambut tepuk tangan kader.
Presiden Jokowi memotong tumpeng bersama Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani di Rakernas PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace
Megawati juga menyinggung masih ada kader yang tak konsisten mentaati perintahnya. Namun, ia tak menyebut detail siapa nama-nama itu.
ADVERTISEMENT
Lalu ada juga, ada yang sudah ikut akibat dia tidak kekeh, tidak teguh itu akhirnya fading away. Begitu hilang, yang sering saya dalam batin menyedihkan. Karena bukan apa, mereka sendiri telah melupakan janjinya,” beber Megawati.
Megawati juga mengingatkan pentingnya janji sebagai seorang kader partai. Menurut dia, kader PDIP harus memenuhi janji untuk terus bersama rakyat.
Presiden Jokowi bersama Megawati Soekarnoputri di Rakernas PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace

Kader Bermanuver Keluar Saja, daripada Saya Pecati

Megawati Soekarnoputri juga bicara terkait capres untuk Pilpres 2024. Ia menegaskan, keputusan capres yang bakal diusung PDIP adalah prerogatifnya sebagai ketua umum.
Ia heran mengapa banyak pihak yang mendesak PDIP bicara soal capres 2024.
"Banyak yang selalu mau memutarbalikkan, mau menggoreng-goreng mengapa PDIP diam saja, tidak pernah mau mencalonkan seseorang," kata Megawati.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, ia mengingatkan para kadernya agar jangan berani-berani bermanuver terkait pencapresan untuk 2024. Sebab, hal tersebut merupakan prerogatifnya sesuai amanat Kongres V PDIP.
"Kalian siapa yang berbuat manuver-manuver keluar! Karena apa, tidak ada di dalam PDI Perjuangan itu yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver!" ujar Megawati disambut tepuk tangan para kader.
"Kenapa? Karena saya diberi oleh kalian sebuah hak yang namanya hak prerogatif, hanya ketua umum yang menentukan siapa yang akan menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan," lanjut Megawati.
Megawati mengatakan, kader yang masih bermanuver soal Pilpres 2024 dan tidak mentaati amanat kongres soal capres, sebaiknya keluar dari PDIP.
Momen Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Berjabat Tangan. Foto: Dok. Istimewa

Megawati di Depan Ganjar: Hanya Ketum Tentukan Siapa Capres PDIP

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut hadir dalam Rakernas PDIP ini.
Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung terkait Pilpres 2024. Ia mengatakan tidak akan menoleransi apabila ada kadernya yang bermanuver demi kepentingan di 2024.
"Kalian siapa yang berbuat manuver-manuver keluar! Karena apa? Tidak ada di dalam PDI Perjuangan itu yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver," ujar Megawati.
Megawati menegaskan memiliki hak prerogatif untuk menentukan siapa kader yang akan diusung untuk maju di Pilpres 2024. Sehingga ia meminta kader yang ingin bermanuver untuk keluar dari partai daripada dipecat.
Presiden Jokowi bersama Megawati Soekarnoputri di Rakernas PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace

PDIP Dibentuk untuk Organisir Kekuatan Rakyat, yang Tak Setuju, Mundur

Presiden ke-5 RI ini menegaskan, bahwa partai yang ia dirikan tersebut telah melalui banyak rintangan.
ADVERTISEMENT
Megawati menyebut, dulu PDIP disebut sebagai partai sandal jepit dan wong cilik, sekarang selalu mendapat hasil perolehan tertinggi di sejumlah survei elektabilitas.
Namun, ia mengingatkan para anggota PDIP untuk tidak terjebak dalam zona nyaman saat ini.
"Saya selalu bertanya apa maksud kalian masuk dalam partai ini, partai yang dulu benar-benar kecil. Selalu diremehkan, partai sandal jepit lah, wong cilik lah, saya bilang selalu, saya bangga berada di dalam, mereka yang wong cilik dan sandal jepit itu," ujar Mega.
"Kalau berpikir masuk PDIP karena zona nyaman, maka saya akan selalu mengatakan orang itu mundur dari PDIP, tidak ada gunanya," imbuhnya.
Menurut dia, PDIP dibentuk untuk saling bergotong-royong dan berusaha keras membentuk kekuatan rakyat. Diperlukan rasa solid antar-anggota parpol untuk mewujudkannya.
Ilustrasi PDIP Foto: Fitra Andrianto/kumparan

Kalau Ada Kader yang Masih Ngomong Koalisi, Out!

Megawati Soekarnoputri menegaskan sistem pemilu yang dianut Indonesia adalah presidensial bukan parlementer. Karena itu, Megawati mengaku bingung jika ada pihak yang berbicara mengenai koalisi.
ADVERTISEMENT
Kita sistemnya adalah presidensial bukan sistem parlementer. Akibatnya kan saya suka bingung lho Bapak Presiden kok bilang koalisi, koalisi koalisi , tidak ada, tidak ada," kata Megawati.
Menurut Megawati, parpol seharusnya melakukan kerja sama bukan koalisi.
"Kalau kerja sama yes. Kenapa? Koalisi itu kan saya ikutin terus yang namanya pemilihan prime minister dan apa bedanya? Karena kita enggak punya perdana menteri," ucapnya.
Ia menegaskan, jika ada kader partai yang membahas koalisi lebih baik keluar dari PDIP. Ia menyebut kader yang membahas koalisi tak mengerti sistem ketatanegaraan.
"Ini tata kenegaraan kita ini tata negara kita tahu enggak? Kalau masih ada yang ngomong di PDI Perjuangan urusan koalisi-koalisi out! Berarti enggak ngerti sistem ketatanegaraan kita," tutur dia.
Suasana Sidang Tahunan MPR 2021 yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021). Foto: ANTARA FOTO/Sopian/Pool/

Megawati Singgung Amandemen UUD: Harusnya Dilakukan Sekali Lagi, Naikkan MPR

Terkahir, Megawati Soekarnoputri menyinggung sikap partai yang mendorong adanya amandemen UUD 1945. Megawati berpandangan seharusnya amandemen dilakukan sekali lagi untuk memperkuat fungsi MPR yakni membuat roadmap pembangunan bangsa.
ADVERTISEMENT
"Rakernas itu, kan, saya introdusir harusnya kita lakukan satu kali amandemen saja untuk menaikkan lagi MPR, untuk opo, untuk supaya majelis permusyawaratan ini termusyawarah untuk membuat sebuah whatever, mau roadmap atau apa," kata Megawati.
Megawati menuturkan ayahnya, Sukarno, telah membentuk sebuah roadmap yang diteliti oleh sejumlah ahli.
"Kalo Bung Karno itu sudah kita bedah, lho, saya suruh penugasan kepada Sekjen kamu bedah yang namanya pola pembangunan semesta berencana, apa itu jelek apa baik, kita harus fair. Kalau baik kita ambil kalau tidak ndak usah, ternyata itu dibuat oleh 600 ahli-ahli, kebayang atau tidak apa bedanya dengan garis besar haluan negara," ucapnya.
Ia mengatakan roadmap yang dibuat Bung Karno itu ternyata bermanfaat hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
"Pola pembangunan semesta, ya, kayak saya duduk ini, ada mikrofon, ada bendera, ada masker, jadi semuanya dilihat, lalu diterjemahkan bagaimana caranya mengangkat semua ini dalam sebuah proses yang sama, jadi enggak ceplak somo ceplok situ," tutur Megawati.
Lebih lanjut, dia menyinggung kepala daerah yang merasa pusing untuk membuat sebuah kebijakan.
"Bayangkan visi misi yang saya katakan, sampai kepala desa, saya itu sampai pusing, kepala desa apa yo iso tenang, sampai anak-anak ini saya suka tanya 'Kamu bener bikin visi misi atau enggak, apa enggak konsul, bener cari dari cara berpikir kamu?' Dan menurut saya tidak ada ilmu seperti yang beliau punya," tutup Megawati.