Pesan Wakil Ketua Ombudsman RI Menghadapi Pandemi Virus Corona: Jangan Parno

10 Oktober 2020 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Ombudsman dan Kepala DPMPTSP Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Ombudsman dan Kepala DPMPTSP Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Ombudsman RI, Lely Pelitasari, sempat dinyatakan positif corona pada bulan Maret lalu. Saat mengidap COVID-19, ia dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob, Depok, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Ia membagi pengalamannya dalam acara virtual Zoom IPB yang bertajuk “Belajar dari yang Sudah Mengalami dan Sang Ahli” pada Sabtu (10/10). Dalam kesempatan itu, Lely mengungkapkan bahwa selama terpapar COVID-19, masyarakat tidak boleh lengah dalam menghadapi virus corona.
“Dari pengalaman saya, itu yang saya rasakan, kita enggak boleh lengah. Ini virus bandel, saya enggak tahu sebandel apa. Tapi saya merasakan, walaupun gejala ringan, selama di rumah sakit 14 hari ada beberapa momen di mana saya merasa drop. Sebetulnya bukan bukan dari fisik. Awalnya pikiran, ya tapi terus langsung berdampak kepada fisik,” ucap Lely.
Lely juga menceritakan saat dirawat, ia seperti berpindah tempat isolasi dari rumah ke rumah sakit karena harus membawa banyak perlengkapan pribadi dari rumah. Perlengkapan yang disediakan di dalam kamar perawatan tak lain hanya lemari, tempat tidur, dan tabung oksigen.
ADVERTISEMENT
“Di kamar itu tidak tersedia apa pun kecuali dua tempat tidur, dua lemari kecil, dua oksigen dan satu kamar mandi. Jadi yang lainnya bawa sendiri, betul-betul memang seperti isolasi mandiri pindah ke rumah sakit gitu ya,” katanya.
Sempat saat dirawat, Lely merasa tidak enak hati. Ia pun mencoba menenangkan diri dengan beribadah dan meminum air madu hangat.
“Jadi begitu saya dirawat, sempat ada dua kali lah yang saya ingat betul malam gitu, tiba-tiba saya sebelum tidur merasa ngerasa enggak enak hati. Saya ngaji dulu, terus jam 2 malam kebangun. Yang biasanya bangun yang bikin enggak apa-apa gitu paling agak hangat-hangat gitu di tenggorokan. Akhirnya yang biasanya saya rasakan sangat membantu itu jadi teko air panas, itu saya didihkan air dan minum air hangat plus madu,” ucapnya.
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutterstock
Ia juga mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak lengah dan menganggap enteng situasi pandemi yang tengah melanda ini.
ADVERTISEMENT
“Pokoknya satu, tidak boleh lengah, tidak menganggap enteng, begitu ya artinya. Apalagi terlalu parno,” pungkasnya.
Menurutnya, menjadi lemah dan parno saat situasi ini dapat membuat kita tidak bisa berpikir jernih.
“Saya mendapat pelajaran bahwa kita jangan lemah, tapi juga jangan parno, jangan panik gitu ya. Itu yang membuat kita tidak bisa berpikir secara jernih dan efektif yang kemudian membuat kita tidak bereaksi merespon,” tuturnya.
Pengalaman tersebut juga membuatnya menjadi lebih peduli terhadap sesama. Ia juga menganjurkan kepada masyarakat yang dinyatakan positif untuk tidak takut untuk terbuka mengenai COVID-19 yang diidapnya.
“Kedua, kita lebih peduli lebih peduli dan lebih bisa berbagi. jadi kepedulian kita salah satunya. Informasinya banyak sekali yang dinyatakan positif tapi tidak mau bilang, baik di lingkungan rumah maupun di kantor misalnya, sehingga keterbukaannya menimbulkan dampak bagi yang lain. Jadi mengetahui bahwa saya positif, kita akan mendapat respon yang jauh lebih baik, lebih banyak, dan lebih positif lagi. Orang jadi bisa support begitu ya,” ucapnya.
ADVERTISEMENT