Pesanan Peti Mati Tak Berhenti Mengalir di Paris yang Didera Corona

26 Maret 2020 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas membawa peti mati  yang terbungkus plastik di Prancis. Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membawa peti mati yang terbungkus plastik di Prancis. Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
ADVERTISEMENT
Kematian demi kematian terjadi di Paris, Prancis, di tengah derasnya penyebaran virus corona. Akibatnya, pesanan peti mati tak berhenti mengalir, pengantaran selalu saja ada.
ADVERTISEMENT
Seperti pada Rabu (25/3), Reuters melaporkan soal pengiriman peti mati ke sebuah panti jompo. Pagi itu sudah tiga peti mati yang diantarkan ke tempat tersebut.
Petugas mengatakan telah ada 13 warga lansia yang meninggal di panti jompo itu sejak 11 Maret karena virus corona. Di panti itu, diperkirakan ada 80 penghuninya yang positif corona.
Petugas membawa peti mati di Prancis. Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
Kebanyakan yang meninggal berusia di atas 90 tahun. Menurut kurir, dia tidak berhenti mengantarkan peti mati sejak corona mendera Paris.
"Pengirimannya non-setop. Akan ada lebih banyak lagi pengiriman pada Senin," kata kurir tersebut kepada Reuters.
Menurut data RS John Hopkins, di Prancis ada 25.600 penderita corona, angka kematian lebih dari 1.300 orang. Kebanyakan penderita yang meninggal dunia adalah warga lansia, tidak sedikit yang tinggal di panti jompo.
Petugas polisi memeriksa dokumen seorang pengemudi di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis. Foto: AFP/ Ludovic MARIN
Ada hampir 1 juta orang yang tinggal di panti jompo Prancis. Di Paris saja, 148 dari 700 panti jompo telah terinfeksi virus corona. Sebanyak 61 penghuni panti jompo di Paris meninggal akibat corona.
ADVERTISEMENT
Kondisi semakin buruk karena alat pelindung diri seperti masker dan disinfektan kurang, ditambah lagi jumlah staf panti jompo yang menyusut karena terinfeksi virus corona.
Menurut Jerome Larche, dokter di Montpellier sekaligus pengurus panti jompo, mereka berusaha keras untuk mencegah penularan di antara lansia.
"Kebanyakan penghuni tidak bisa dilakukan perawatan intensif, jadi jika ada penularan, maka akan ada kematian," kata Larche.