Picu Kecelakaan, Flyover Pengganti Perlintasan Sebidang Perlu Dikaji

6 September 2019 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tahap akhir pembangunan Flyover Cipinang Lontar Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tahap akhir pembangunan Flyover Cipinang Lontar Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah tengah gencar membangun flyover untuk menggantikan perlintasan kereta sebidang di sejumlah daerah. Tapi, kebijakan ini tampaknya perlu dikaji kembali karena justru menimbulkan kecelakaan baru.
ADVERTISEMENT
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam focus group discussion (FGD) "Perlintasan Sebidang Tanggung Jawab Siapa?" mencontohkan flyover kretek di Bumiayu yang kehadirannya justru ditolak oleh warga. Hal itu karena semenjak flyover dibangun banyak kecelakaan yang melibatkan truk di flyover tersebut.
"Mereka demo untuk menutup flyover yang tadinya untuk menghindarkan kecelakaan di perlintasan sebidang, tapi menimbulkan kecelakaan di transportasi jalan," kata Soerjanto dalam diskusi yang digelar oleh PT KAI di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (6/9).
Forum Group Discussion(FGD) Perlintasan Sebidang Tanggung Jawab Siapa? Di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (6/9). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Ia mengatakan penyebabnya adalah truk dengan muatan besar semula berjalan pelan di wilayah tersebut karena ada perlintasan kereta api. Tapi karena kini ada flyover, sopir memilih untuk melaju kencang dan saat turun truk menjadi hilang kendali.
ADVERTISEMENT
"Setelan satu tahun dibuka, ada 39 kecelakaan. Korbannya sudah 37 (tewas) dan luka ada 100 berapa orang," kata Soerjanto.
Suasana di sekitar perlintasan sebidang tak berpalang pintu di dekat Stasiun Weleri Kendal Jawa Tengah. Afiati Tsalitsati/Kumparan Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Meski begitu, ia tidak mengatakan pembangunan flyover ataupun underpass untuk mengganti perlintasan sebidang adalah salah. Menurutnya perlu kajian komprehensif sebelum pemerintah memutuskan membangun flyover agar peristiwa di Bumiayu tidak terjadi lagi.
"Dalam pembuatan flyover perlu pengkajian yang komprehensif sehingga tidak menimbulkan masalah lain," kata Soerjanto.
Angka kecelakaan di perlintasan sebidang masih tinggi di Indonesia. Selama 2019 setidaknya ada 260 kali kecelakaan dan sebanyak 76 korban tewas.