news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pidato Kebangsaan Cak Imin, Bicara soal Corona hingga DPR

20 Agustus 2021 8:30 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Foto: Dok. PKB
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Foto: Dok. PKB
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyampaikan pidato kebangsaannya secara virtual melalui akun YouTube milik The Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Dalam pidato pada Kamis (19/8) itu Cak Imin banyak berbicara soal pandemi corona hingga kondisi di DPR.
ADVERTISEMENT
Seperti apa isi pidato Cak Imin, berikut rangkumannya:

RI Tak Berdaya Hadapi COVID-19, Obat dan Vaksin Bergantung Negara Lain

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Foto: Dok. PKB
Cak Imin mengungkapkan pemerintah perlu menyiapkan cara-cara penanganan pandemi COVID-19 yang lebih inklusif, terbuka dan memberikan ruang gerak, terutama kalangan ekonomi kecil menengah. Sebab ia menilai cara yang dilakukan selama ini dengan berfokus dari atas ke bawah justru membuat penanganan menjadi lamban.
"Kemarin ketika atasi krisis pandemi pemerintah menggunakan cara yang top down selama setahun pertama. Bahkan memang ingin berbuat terbaik sehingga melaksanakan seluruh daya upaya, dan tidak melibatkan semua pihak dalam mengatasi krisis pandemi ini. Yang terjadi apa? Yang terjadi berbagai kelambanan dalam mengatasi melibatkan semua komponen masyarakat," kata Cak Imin dalam pidato kebangsaannya di YouTube CSIS, Kamis (19/8).
ADVERTISEMENT
"Sempat 5-6 bulan menutup masjid, dapat kontroversi penolakan. Vaksin itu haram atau halal itu panjang. Kemudian orang enggak percaya COVID, Madura berguguran karena enggak percaya COVID dst. Ini artinya pemerintah negara kita semua harus benar-benar terlibat secara bersama, mendorong partisipasi untuk bisa menggerakkan ekonomi, politik, kegiatan-kegiatan melibatkan semua," lanjut dia.
Cak Imin menyebut masih ada diskriminasi dalam politik kesehatan di Indonesia. Mulai dari akses dan informasi yang berkelas-kelas membuat pemerintah tidak berdaya mengatasi persoalan ini.
"Ternyata politik kesehatan kita masih benar-benar diskriminatif. Tidak dalam artian pembedaan negatif, tetapi betul-betul berkelas-kelas aksesnya, informasinya berkelas-kelas dan tidak benar-benar berdaya mengatasi keadaan ini," ucap dia.
"Nah, ini tidak ada jalan lain kecuali mereview dan memperbaiki seluruh tata kelola politik kesehatan kita. Sehingga kita bisa membangun sebuah pembangunan kesehatan yang benar-benar sesuai dengan sulitnya tantangan di masa yang akan datang," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Cak Imin turut menyoroti Indonesia untuk bisa fokus pada produksi teknologi dan ilmu pengetahuan sendiri dalam menangani pandemi corona ini. Sebab, Indonesia dalam pengadaan obat-obatan hingga vaksin corona masih tergantung pada negara-negara lain.
"Kita harus memproduksi teknologi dan ilmu pengetahuan sendiri. Ini mau tidak mau harus dijalankan karena peristiwa sekarang menunjukkan ketergantungan besar kita terhadap ekonomi dan ilmu pengetahuan dari negara lain. Obat-obatan, farmasi, vaksinasi, vaksin sendiri benar-benar bergantung pada negara lain," tutup Cak Imin.

Urai 4 Dampak Pandemi COVID-19: Krisis Pangan hingga Pengangguran

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Foto: Dok. PKB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyoroti dampak pandemi COVID-19 yang bisa terjadi lebih buruk dari saat ini. Menurutnya, pemerintah sedang menghadapi berbagai tantangan baik itu di bidang ekonomi hingga pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Pertama, kita akan menghadapi pangan yang sulit, krisis pangan ini akan terjadi. Kedua, kita juga akan menghadapi pengangguran yang jumlahnya sangat besar, karena rontoknya ekonomi menengah pengangguran yang sangat besar," jelas pria yang akrab disapa Cak Imin ini dalam pidato kebangsaannya di YouTube CSIS, Kamis (19/8).
Selain itu juga terkait energi. Menurut dia sumber energi di Indonesia miliki saat ini sudah banyak dijual ke luar negeri.
Padahal, kebutuhan dalam negeri pun masih diperlukan. Begitu juga potensi untuk menyiapkan alternatif energi di Indonesia masih sangat terbuka dengan potensi alam dan SDM yang dimiliki.
Selain tiga kondisi tersebut, Wakil Ketua DPR itu juga menyoroti sistem pendidikan yang banyak terdampak akibat pandemi COVID-19 ini. Ia menjelaskan, banyak kegiatan belajar daring yang tidak berjalan di daerah-daerah.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun kemudian berdampak pada hasil lulusan siswa-siswinya dengan keterampilan yang minim. Kualitas SDM ini pun dinilainya menjadi agak mengkhawatirkan.

Sekarang UU Apa Pun Bisa Dibuat DPR Cepat Asal Kompak

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Foto: Dok. PKB
Cak Imin menyebut pemerintah kini sudah didukung banyak parpol untuk bekerja lebih efektif menangani berbagai persoalan bangsa. Dia mencontohkan ketika pemerintah menerbitkan UU Cipta Kerja sebagai upaya untuk meningkatkan kondisi perekonomian Indonesia.
"Contohnya kemarin ketika pemerintah menganggap Omnibus Law, UU Cipta Kerja sebagai langkah yang paling efektif bagi recovery ekonomi, kita dalam waktu yang singkat bisa dibuat undang-undangnya," kata dia.
"Ini bukti kebersamaan itu ada, parpol-parpol solid bisa bersama pemerintah. Tinggal gimana kekuatan civil society, kekuatan masyarakat, tokoh-tokoh agama terus menerus terlibat di dalam pembangunan kita," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kekuatan inilah disebut sebagai politik kesejahteraan yang inklusif dan melibatkan banyak pihak. Sehingga, seluruh komponen bangsa terlibat dalam pembangunan di Indonesia.