Pidato Raja Salman di Sidang PBB: Jangan Sampai Iran Punya Senjata Nuklir

23 September 2021 3:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Salman menyaksikan pengambilan sumpah secara virtual sejumlah dubes, termasuk Inas binti Ahmed Al Shawan sebagai dubes untuk Swedia dan Islandia. Foto: Kemlu Arab Saudi
zoom-in-whitePerbesar
Raja Salman menyaksikan pengambilan sumpah secara virtual sejumlah dubes, termasuk Inas binti Ahmed Al Shawan sebagai dubes untuk Swedia dan Islandia. Foto: Kemlu Arab Saudi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz atau Raja Salman menyampaikan pidato dalam sidang umum PBB ke-76 di New York, Amerika Serikat. Raja Salman menyampaikan pidato secara virtual.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Raja Salman menyinggung masalah stabilitas di Timur Tengah. Ia mendukung dunia internasional mencegah Iran mempunyai senjata nuklir.
"Kerajaan menekankan pentingnya menjaga Timur Tengah bebas dari senjata pemusnah massal, atas dasar ini kami mendukung upaya internasional yang bertujuan mencegah Iran memiliki senjata nuklir," kata Raja Salman dikutip dari Reuters, Kamis (23/9).
Iran dan Arab Saudi merupakan negara pemimpin kekuatan Muslim Syiah dan Sunni di Timur Tengah. Mereka telah bersaing selama bertahun-tahun termasuk mendukung sekutu dalam memerangi perang proxy di Yaman, Suriah, dan di tempat lain.
Selain itu, Arab Saudi dan Iran telah memutuskan hubungan diplomatik pada 2016. Tetapi telah mengadakan pembicaraan baru-baru ini, mereka berencana mengurangi ketegangan kedua negara.
ADVERTISEMENT
"Iran adalah negara tetangga, dan kami berharap pembicaraan awal kami dengannya akan menghasilkan hasil nyata untuk membangun kepercayaan dan menghormati kedaulatan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri," kata Raja Salman.
Pengujian drone dalam militer Iran. Foto: Reuters via Iranian Army
Lebih lanjut, penguasa Arab Saudi berusia 85 tahun itu mengatakan. Arab Saudi telah mengambil langkah besar selama lima tahun terakhir.
Terutama sejak Putra Mahkota Mohammed bin Salman meluncurkan rencana ambisius untuk mendiversifikasi ekonomi dari ketergantungan pada minyak dan perubahan lainnya.
Raja Salman memastikan, Arab Saudi tetap akan memerangi ekstremisme dan tidak mentolelirnya.
"Kerajaan terus memerangi pemikiran ekstremis, yang dibangun di atas kebencian, dan mengawasi organisasi teroris dan milisi yang menghancurkan umat manusia dan bangsa," tutup Raja Salman.