Pimpinan DPR Dorong Harga Rapid Test Murah: Masyarakat Was-was, Ingin Tes

24 Juni 2020 17:24 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rapid test hari ke-2 di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat  Foto: Dok. Pemprov Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapid test hari ke-2 di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat Foto: Dok. Pemprov Jabar
ADVERTISEMENT
Sejumlah masyarakat mengeluhkan mahalnya harga rapid test sebagai salah satu cara mendeteksi virus corona. Padahal, masyarakat ingin melakukan tes secara mandiri untuk memastikan dirinya aman dari penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya akan menyampaikan keluhan terkait mahalnya rapid test kepada kementerian dan lembaga terkait agar ditindaklanjuti. Dasco pun menuturkan pihaknya mendorong agar rapid test lebih terjangkau atau bahkan digratiskan.
"Terkait keluhan-keluhan dari masyarakat terkait mahalnya rapid test, kami akan sampaikan kepada pihak yang berwenang untuk cari jalan keluarnya," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (24/6).
Apalagi, kata dia, di tengah pandemi corona, banyak masyarakat merasa khawatir dan secara mandiri melakukan tes. Sehingga, seluruh aktivitas dapat berjalan dengan baik.
"Ya, ini nanti kita coba dorong dalam situasi pandemi seperti sekarang ini memang masyarakat was-was dan memang ingin kemudian tindakan preventif dengan melakukan pengetesan-pengetesan supaya dalam aktivitas mereka juga bisa berjalan baik," ucap dia.
Wakil ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Waketum Gerindra itu mengatakan apabila rapid test mahal, maka masyarakat dengan penghasilan rendah akan merasa berat. Sebab, Dasco menyebut masyarakat harus mengeluarkan 30-35 persen penghasilan untuk melakukan rapid test secara berkala.
ADVERTISEMENT
"Memang kalau dilakukan secara berkala misal seminggu sekali atau 10 hari sekali, ya masyrakat dengan penghasilan tertentu pasti akan merasa berat. Karena itu pengeluaran yang kita dihitung itu kan bisa untuk rapid test itu bisa ya habis 30-35 persen dari gaji," tandas dia.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.