Pimpinan Komisi IX Cek Kesiapan Wisma Atlet Hadapi Potensi Kenaikan Kasus Corona

5 Mei 2021 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pimpinan Komisi IX DPR Charles Honoris Cek Kesiapan Skenario Terburuk Gelombang Kedua COVID-19 di Wisma Atlet,  Jakarta.  Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pimpinan Komisi IX DPR Charles Honoris Cek Kesiapan Skenario Terburuk Gelombang Kedua COVID-19 di Wisma Atlet, Jakarta. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris meninjau kesiapan Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (5/5).
ADVERTISEMENT
Peninjauan ini dalam rangka menghadapi skenario terburuk penyebaran virus corona dan segala bentuk variannya.
Hal ini karena lonjakan penularan COVID-19 atau yang biasa disebut Gelombang Kedua sudah mulai terjadi di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Singapura.
“Saya ingin hadir di tengah pahlawan-pahlawan kita di sini, para tenaga kesehatan yang sedang berjuang membawa Indonesia keluar dari pandemi, untuk mengecek kondisi nakes dan kesiapan fasilitas kesehatan rumah sakit darurat ini dalam menghadapi potensi kenaikan penyebaran COVID-19,” kata Charles dalam keterangannya yang diterima kumparan, Rabu (5/5).
Pada kesempatan itu, Charles diterima oleh Kapuskes TNI Mayjen Dr. drg. Tugas Ratmono dan Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol Muhammad Arifin.
Soal potensi kenaikan penyebaran COVID-19, dia menjelaskan, bisa dilihat dari prakondisi yang terjadi di lapangan.
ADVERTISEMENT
Seperti masyarakat yang sudah mulai mengabaikan protokol kesehatan seperti di pusat-pusat perbelanjaan dan mobilitas warga yang tinggi menjelang libur lebaran.
Pimpinan Komisi IX DPR Charles Honoris Cek Kesiapan Skenario Terburuk Gelombang Kedua COVID-19 di Wisma Atlet, Jakarta. Foto: Dok. Pribadi
“Kita tidak ingin angka penularan naik. Tapi prakondisi kenaikan angka penularan itu kita lihat sudah terpenuhi. Pengabaian prokes dan pergerakan orang dalam jumlah besar. Bahkan menurut data Kemenhub 27 juta orang akan tetap mudik meski dilarang,” ujarnya.
Oleh karena itu, anggota DPR Fraksi PDIP ini meminta pemerintah agar konsisten dalam penerapan kebijakan larangan mudik.
Terlebih di sejumlah provinsi seperti Sumut, Riau dan Sumsel yang angka keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy rate) sudah tinggi yaitu di atas 60 persen.
“Negara harus mempersiapkan infrastruktur dan perangkat dalam menghadapi skenario terburuk dalam hal peningkatan angka penularan COVID-19 di Indonesia. Seperti peningkatan jumlah tempat tidur dan ICU COVID-19, suplai oksigen, dan sebagainya,” ujarnya.
Petugas memeriksa berkas pasien COVID-19 saat tiba di IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Tak hanya itu saja, pemerintah dinilai juga harus terus memperketat pintu-pintu masuk di perbatasan dan juga pengetatan disiplin protokol kesehatan di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Kapuskes TNI Mayjen Dr. drg. Tugas Ratmono mengatakan kesiapan pihaknya dalam mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19.
Meski angka keterisian tempat tidur per hari ini masih rendah yakni 22 persen, pihaknya menyatakan siap dalam menghadapi skenario terburuk.
“Ibarat tentara kalau berperang, kita ini sudah posisi siap menembak,” kata Tugas.