Pimpinan Komisi IX Dukung Menkes Genjot Testing Corona: Masyarakat Jangan Panik

10 Februari 2021 3:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politikus PDIP Charles Honoris. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Politikus PDIP Charles Honoris. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan pihaknya tengah menggenjot pelaksanaan testing corona dan tracing kontak. Bahkan, ia sudah menyampaikan kepada Presiden Jokowi akan ada peningkatan kasus.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi IX DPR, Charles Honoris, mengapresiasi langkah Menkes itu.
"Walau pun akan berdampak pada peningkatan angka kasus aktif COVID-19. Peningkatan kasus aktif ini hendaknya tidak membuat masyarakat panik, karena justru dengan testing dan tracing yang jauh lebih masif, kondisi rill penyebaran COVID-19 di masyarakat bisa tergambar dengan jelas," kata Charles, Selasa (9/2)
"Sehingga pemerintah bisa menyusun strategi penanggulangan yang benar," tambah Charles.
Menurut Charles, selama ini angka kasus COVID-19 yang tercatat selama ini bukanlah angka riil. Artinya, realita jumlah angka positif di lapangan bisa jauh lebih tinggi.
Seorang petugas medis mengambil sampel dari seorang siswa sekolah menengah untuk menguji virus Corona, di Surabaya. Foto: AFP/JUNI KRISWANTO
"Hal ini terbukti dengan positivity rate yang tinggi sekali, bahkan sempat mencapai 30% lebih (6 kali lipat standar WHO 5%) pada Januari lalu. Angka tidak riil ini yang juga membuat pemetaan di lapangan menjadi tidak akurat, sehingga kebijakan penanganan menjadi kurang efektif," papar Politikus PDIP itu.
ADVERTISEMENT
Bagi Charles, keberanian Menkes Budi yang mengungkap ada kesalahan testing dalam penanganan corona selama ini harus dipuji.
"Patut diapresiasi. Oleh karenanya, langkah perbaikan Menkes yang akan menggenjot testing dengan metode swab antigen terhadap 15-30 orang kontak erat per kasus aktif dalam waktu 72 jam, harus didukung," beber Charles.
Sebab, Charles menjelaskan, langkah tersebut sudah membuahkan hasil baik di India yang berpenduduk 1,4 miliar. Pada September 2020, dengan metode tersebut, India memiliki kasus baru 100.000 per hari, namun empat bulan kemudian terjun bebas ke 9.000-an atau terendah dalam 8 bulan terakhir.
Warga mengikuti test swab COVID-19 menggunakan mobil tes polymerase chain reaction (PCR) atau Mobile Combat COVID-19 di RSUD Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (28/5). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
"Kami berharap dengan metode testing dan tracing baru, yang berjalan simultan dengan program vaksinasi, bisa meredam penyebaran COVID-19. Tidak boleh ada euforia ataupun kelonggaran protokol kesehatan sebelum COVID-19 benar-benar hilang dari Indonesia," tandas legislator dapil Jakarta itu.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, rencana testing masif itu disampaikan Menkes Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR,
"Saya juga ingatkan ke presiden, ini strategi di India yang terjadi. Nanti jumlah kasus akan naik karena akan lebih banyak yang terlihat. Saya bilang ke Presiden, bapak ibu tak usah panik," kata Budi.