Pindad hingga PTDI Siap Produksi Ventilator untuk Pasien Corona

15 April 2020 20:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alutsista Produksi PT Pindad Foto: Selfy Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Alutsista Produksi PT Pindad Foto: Selfy Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga industri strategis milik pemerintah (BUMN) akan memproduksi ventilator atau alat bantu pernapasan untuk menghadapi pandemi virus corona. Tiga perusahaan itu yakni PT LEN, PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menegaskan, Presiden Jokowi telah menginstruksikan untuk mengoptimalkan sumber daya dalam negeri. Moeldoko memastikan pemerintah akan merelaksasi perizinan dan mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri.
"Peluang memproduksi ventilator dalam negeri ini untuk mencukupi kebutuhan alat bantu pernapasan bagi pasien COVID-19,” ujar Moeldoko dalam rapat koordinasi rencana produksi ventilator dalam negeri di Gedung Bina Graha, Jakarta (15/4).
Dalam rakor yang digelar melalui sambungan telekonferensi video ini, Moeldoko mengajak semua pihak untuk melaksanakan permintaan Jokowi tersebut.
Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko saat memimpin Rapat Koordinasi Rencana Produksi Ventilator Dalam Negeri di Situation Room Bina Graha, Jakarta. Foto: Dok. KSP
Moeldoko juga mendorong produksi ventilator dalam negeri tak hanya untuk di Indonesia, tapi juga bisa diekspor.
“Saya bangga karena sejumlah pihak baik perusahan dan universitas sudah maju dan memiliki inisiatif memikirkan produksi ventilator,'” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama, Dirut PT LEN, Zakky Gamal, menargetkan produksi ventilator hingga 50 unit per hari pada bulan Mei.
"Kami mengharapkan dukungan KSP untuk percepatan pengembangan dalam penerbitan izin produksi dan izin edaedar ventilator ini, " ujar Zakky.
Saat ini, PT LEN sedang menyiapkan produksi massal ventilator yang lolos uji BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta). Selain itu, menyiapkan desain industri prototype yang dikembangkan bersama BPPT.
Sementara Dirut PT Pindad, Abraham Mose, menargetkan bisa produksi 40 unit ventilator per hari. Semua komponennya menggunakan produk lokal untuk ventilator mekanik.
Tim peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menguji coba mesin pompa udara (ventilator) di Gedung Pusat Robotika ITS, Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
“Dirancang untuk menjadi alternatif solusi terhadap kekurangan alat ventilator di rumah sakit. Vendor komponen sementara dari Pindad sendiri. Pindad memiliki kendala mencukupi kebutuhan pipa," ujar Abraham.
ADVERTISEMENT
Dirut PTDI, Elfien Goentoro, mengatakan, perusahaannya akan menargetkan 1.000 ventilator dalam satu minggu. PTDI mengaku tidak membuat ventilator sendiri, tapi bekerja sama dengan ITB dan ITS sebagai pihak inovator.
“Kami memastikan agar prototype lulus uji BPFK, proses produksi, set up lini produksi di PTDI agar lulus uji Kemenkes,” ujarnya.
Pada rakor tersebut, Direktur Pengawas Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, Sodikin Sadek, mengatakan, saat ini sudah ada 18 tim riset khusus untuk ventilator. Tim riset dari berbagai universitas di antaranya ITS, ITB dan UGM. Kemudian, ada juga dari LIPI dan perusahaan-perusahaan produksi alat kesehatan.
Saat ini, BPFK yang bertugas melisensi alkes, akan mendampingi beberapa universitas dan perusahaan dalam proses produksi ventilator.
ADVERTISEMENT
“Rata-rata daya tahan ventilator yang diajukan tidak hanya 1 x 24 jam, namun 3 x 24 jam. BPFK tidak mempersulit izin tetapi memastikan keamanan alat tersebut tetap menjadi prioritas,” pungkas Kepala BPFK, Prastowo Nugroho.
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!