PKB di Refleksi 22 Tahun Reformasi: Akibat COVID-19, Kita Tahu Dokter Terbatas

22 Mei 2020 22:24 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saat beri sambutan di Harlah ke-21 PKB. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saat beri sambutan di Harlah ke-21 PKB. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PKB menggelar webminar membahas refleksi perjalanan 22 tahun reformasi di Indonesia. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, mengatakan, reformasi Indonesia yang telah berjalan selama 22 tahun belum mampu mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki masyarakat, baik di bidang agrikultur, agroindustri, religi, hingga sosial-ekonomi.
ADVERTISEMENT
"Belum adanya perubahan mendasar di bidang sosial-ekonomi selama 22 tahun perjalanan reformasi karena ketidakmampuan kita dalam menghadapi dominasi pasar. Di mana kita sejauh ini masih sebatas konsumen atas berbagai produk negara lain,” kata Cak Imin dalam keterangannya, Jumat (22/5).
Wakil Ketua DPR itu mengatakan, pandemi COVID-19 menyadarkan Indonesia tentang berbagai kekurangan selama ini. Mulai dari lemahnya sistem kesehatan, keterbatasan tenaga medis hingga ancaman kerawanan pangan.
Seorang dokter menunjukkan alat tes swab virus Corona berupa Polymerase Chain Reaction diagnostic kit (PCR) di Laboratorium Rumah Sakit Pertamina Jaya. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Cak Imin berharap ada perubahan paradigma pembangunan Indonesia ke depan usai menghadapi COVID-19.
"Reformulasi, reinstalasi, dan reorientasi pembangunan merupakan suatu keharusan. Karena faktanya dengan wabah COVID-19 ini kita jadi tahu jika dokter terbatas, sarana kesehatan tak memadai dan serba impor, pangan rawan, disiplin warga rendah, serta anggaran negara juga terbatas," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Wasekjen DPP PKB, Syaiful Huda, sebagai penggagas acara dan eksponen aktivis 1998 mengatakan, penguatan peran masyarakat di bidang politik, sosial, maupun ekonomi menjadi sangat penting.
Huda menegaskan peran masyarakat dibutuhkan untuk pengorganisasian hingga level akar rumput. Menurutnya, peran kelompok menengah seperti akademisi, masyarakat sipil, hingga aktivis partai politik sangat penting untuk berperan aktif dalam upaya penguatan peran rakyat di semua bidang.
"Pengorganisasian elemen-elemen rakyat ini bukan untuk melawan atau melemahkan peran negara. Tapi gerakan ini menguatkan peran negara untuk memurnikan dan menegakkan amanat konstitusi negara,” kata Huda.
Dalam webminar tersebut, hadir akademisi dari Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, dan para aktivis 1998.
==========
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT