PKB di Refleksi 22 Tahun Reformasi: Akibat COVID-19, Kita Tahu Dokter Terbatas
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
"Belum adanya perubahan mendasar di bidang sosial-ekonomi selama 22 tahun perjalanan reformasi karena ketidakmampuan kita dalam menghadapi dominasi pasar. Di mana kita sejauh ini masih sebatas konsumen atas berbagai produk negara lain,” kata Cak Imin dalam keterangannya, Jumat (22/5).
Wakil Ketua DPR itu mengatakan, pandemi COVID-19 menyadarkan Indonesia tentang berbagai kekurangan selama ini. Mulai dari lemahnya sistem kesehatan, keterbatasan tenaga medis hingga ancaman kerawanan pangan.
Cak Imin berharap ada perubahan paradigma pembangunan Indonesia ke depan usai menghadapi COVID-19 .
"Reformulasi, reinstalasi, dan reorientasi pembangunan merupakan suatu keharusan. Karena faktanya dengan wabah COVID-19 ini kita jadi tahu jika dokter terbatas, sarana kesehatan tak memadai dan serba impor, pangan rawan, disiplin warga rendah, serta anggaran negara juga terbatas," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Wasekjen DPP PKB, Syaiful Huda, sebagai penggagas acara dan eksponen aktivis 1998 mengatakan, penguatan peran masyarakat di bidang politik, sosial, maupun ekonomi menjadi sangat penting.
Huda menegaskan peran masyarakat dibutuhkan untuk pengorganisasian hingga level akar rumput. Menurutnya, peran kelompok menengah seperti akademisi, masyarakat sipil, hingga aktivis partai politik sangat penting untuk berperan aktif dalam upaya penguatan peran rakyat di semua bidang.
"Pengorganisasian elemen-elemen rakyat ini bukan untuk melawan atau melemahkan peran negara. Tapi gerakan ini menguatkan peran negara untuk memurnikan dan menegakkan amanat konstitusi negara,” kata Huda.
Dalam webminar tersebut, hadir akademisi dari Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, dan para aktivis 1998.
==========
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT