PKB Dukung Jokowi Minta Pemilu Adem: Jangan Jadikan Agama Alat Politik

22 November 2022 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (7/10/2022). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (7/10/2022). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua PKB Jazilul Fawaid mendukung pernyataan Presiden Jokowi yang meminta agar politik di Pemilu 2024 berlangsung damai. Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam Musyawarah Nasional HIPMI XVII Tahun 2022 di Solo, Senin (21/11).
ADVERTISEMENT
Ia juga berharap tak ada lagi politisasi agama di pemilu mendatang. Menurut Jazilul, seharusnya agama dijadikan sumber ide dan gagasan, bukan alat politik.
"PKB pasti mendukung pesan Pak Jokowi agar pemilu menjadi ajang adu ide, program dan gagasan untuk perbaikan bangsa dan jangan jadikan agama sebagai alat politik sebab akan memicu SARA," kata Jazilul kepada wartawan, Selasa (22/11).
"Spirit agama tetap diharapkan menjadi salah satu sumber ide dan gagasan dalam membangun bangsa. Tanpa spirit agama negara ini juga akan rusak," imbuh dia.
Ia mengingatkan, di saat masyarakat pecah belah dengan politisasi agama, ada elite tertentu yang justru mendapat keuntungan besar.
"Justru yang tidak kalah bahayanya dari politisasi agama, ketika politik dijadikan alat oleh segelintir 'elite pemodal' untuk mengeruk keuntungan pribadi dan kelompoknya, bahkan menggunakan sentimen agama juga. Ini akan lebih berbahaya," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi membuka Musyawarah Nasional HIPMI XVII Tahun 2022 di Hotel Alila Solo, Surakarta. Dalam sambutannya ia juga menyinggung soal Pilpres 2024.
"Inilah yang sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul, paling banter anget (hangat) dikit. Syukur bisa adem," kata Jokowi.
"Debat silakan hebat. Gagasan debat, ide membawa negara ini lebih baik silakan. Tapi jangan sampai panas apalagi membawa politik politik SARA, tidak. Jangan politisasi agama, jangan," jelas dia.