PKB Soal PKS Usung Anies-Sohibul Iman: Blunder, Sangat Bahaya

26 Juni 2024 16:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wasekjen PKB, Syaiful Huda konferensi pers terkait penyelenggaraan Pilkada 2024 di DPP PKB, Jakarta, Senin (4/3/2024).  Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wasekjen PKB, Syaiful Huda konferensi pers terkait penyelenggaraan Pilkada 2024 di DPP PKB, Jakarta, Senin (4/3/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB, Syaiful Huda menilai deklarasi pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman yang dilakukan oleh PKS merupakan kegamangan. Menurutnya, deklarasi pasangan tersebut seharusnya menjadi konsumsi internal saja.
ADVERTISEMENT
"Kegamangan teman-teman PKS internal yang semestinya ini konsumsi internal PKS sendiri lah, tapi ter-publish karena yang pertama kan pengumuman Pak Sohibul Iman saja, dikoreksi 2 hari berikutnya oleh Presiden PKS. Itu artinya ada kegamangan, ada komunikasi publiknya yang mungkin dianggap salah dan perlu dikoreksi," kata Huda kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (26/6).
Permasalahan selanjutnya, menurut Huda, adalah PKS mendeklarasikan Anies Baswedan dengan Sohibul Iman. Menurutnya, hal itu akan menutup pintu koalisi dengan partai lain.
"Di mata saya sih blunder, menurut saya. Itu yang saya sebut komunikasi politik yang semacam ini akan menutup pintu partai-partai lain untuk bisa bermitra dan poros koalisi ini," ucap dia.
Anies Baswedan foto bersama dengan Muhammad Sohibul Iman pada acara jalan sehat dengan PKS di Tasikmalaya, Sabtu (2/9). Foto: Dok. Istimewa
Lebih jauh, Ketua Komisi X DPR RI itu menilai pasangan yang telah dipatok oleh PKS masih sangat cair. Karena secara fatsun politik hanya partai yang memiliki suara 20 persen yang dapat mengajukan paket pasangan calon.
ADVERTISEMENT
"Nah kita tahu teman-teman kita PKS memang menang di pemilu legislatif kemarin. Tapi belum melampaui 20 persen karena baru 18 kursi, sementara 20 persennya, 22 kursi. Jadi menurut saya model memborong begini, memborong figur untuk partai yang tidak memenuhi dan tidak punya golden tiket menurut saya bahaya itu, bahaya," tandas dia.