PKB soal Reshuffle Kabinet Jokowi: Menkes Terawan Harus Diganti

4 Juli 2020 14:53 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Isu reshuffle kabinet terus bergulir usai Presiden Jokowi memarahi para menterinya yang dinilai kurang maksimal dalam menangani virus corona. Menanggapi itu, Wakil Sekretaris Dewan Majelis Syuro PKB Maman Imanulhaq mengatakan Menkes Terawan Agus Putranto merupakan menteri pertama yang layak untuk direshuffle Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Nah, kalau menteri yang harus diganti sebenarnya, publik sudah tahu. Ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kiai tetapi menjadi menteri, Menkes maksudnya. Menkes (menteri yang harus direshuffle)," kata Maman dalam diskusi bertajuk 'Menanti Perombakan Kabinet', Sabtu (4/7).
Selain itu, Maman menuturkan Jokowi juga dapat mengevaluasi kinerja Mendikbud Nadiem Makarim lantaran kebijakan belajar jarak jauh yang diterapkan. Menurutnya, belajar jarak jauh dapat mengakibatkan anak kehilangan materi belajar.
"Kedua menteri pendidikan. Menteri pendidikan itu sangat harus digarisbawahi bahwa belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah karena karena terjadi loss education dan loss generation," sebutnya.
Anggota Komisi VIII DPR RI itu kemudian menyinggung mengenai kinerja Kementerian Agama yang dinilai juga belum maksimal dalam menangani corona. Salah satunya, kata dia, tambahan anggaran yang diusulkan Kemenag tak menyentuh kelompok ustaz hingga habaib yang terdampak.
ADVERTISEMENT
Sehingga, ia menyebut Kemenag tak memiliki sense of crisis pandemi. Namun, ia tak menyebut apakah Menag Fachrul Razi juga harus reshuffle Jokowi.
"Kemudian satu menteri yang ketika kemarin mengajukan anggaran tambahan, bayangkan ada kementerian mengajukan anggaran tambahan saat pandemi. Kita sisir programnya. Tidak satu pun menyentuh pandemi. Saya sebutin kemenag. Kemenag itu tidak ada sense of crisis pandemi," sebutnya.
"Saya bilang yang paling terdampak selama pandemi ini adalah kelompok ustaz, kiai, dan habaib. Ada beberapa yang datang ke rumah, 'kang Maman saya 70 pengajian batal'. Tetapi saya memperhatikan kiai, guru ngaji, imam masjid. Kalau mereka dipegang negara, ini bs menjadi ujung tombak sbg pemimpin informal yang bs mensosialisasikan tentang bahaya COVID-19," tutup Jokowi.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Saksikan video menarik di bawah ini.