PKS Heran Data di BIN Diduga Diretas Hacker China: Kominfo seperti Macan Ompong

13 September 2021 20:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hacker. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hacker. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Politikus PKS Sukamta menyoroti soal jaringan internal di 10 kementerian dan lembaga termasuk Badan Intelijen Negara (BIN) diduga diretas oleh hacker China. Sukamta mengatakan, pemerintah harus serius melindungi situs dan data strategis karena kebocoran data rawan terjadi.
ADVERTISEMENT
"Bobolnya data kementerian dan lembaga ini harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah khususnya BSSN dan Kominfo untuk menjaga dan melindungi dunia siber kita," kata Sukamta, Senin (13/9).
"Sejak lama saya sudah khawatir, ketika data-data dunia bisnis dan kesehatan bocor, bukan berarti bidang politik tidak ada kebocoran. Ini hanya soal waktu saja, kapan akan terungkap kebocoran datanya," tambah dia.
Anggota komisi I DPR itu berpandangan, serangan hacker di bidang politik lebih kuat daripada ekonomi, kesehatan dan sosial. Menurutnya harus dilakukan evaluasi, kemudian pembenahan tata kelola data dan dunia siber di Indonesia secara menyeluruh.
Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS, Sukamta. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Menurut dia, saat ini kebijakan Kominfo seperti macan ompong karena tak mampu membendung upaya peretasan dan kebocoran data.
ADVERTISEMENT
“Pengamanan situs dan data di Indonesia harus diseriusi oleh pemerintah. Kasus pembobolan jutaan data telah berulang kali namun pemerintah dalam hal ini Kominfo sebagai kementerian leading sector yang bertanggung jawab terhadap data dan informasi seperti macan ompong," kata dia.
"Aumannya kencang, tapi tidak bisa menggigit. Kasus penipuan online, pembobolan jutaan data seperti angin lalu tak jelas arahnya. Kominfo sebatas bisa memblokir situs-situs porno, judi, penipuan, SARA dan lain-lain" lanjut dia.
Ketua DPP PKS ini pun menyoroti maraknya serangan hacker berasal dari China. Menurutnya, serangan secara masif di berbagai negara yang menjalin kerja sama ekonomi seperti Indonesia saat ini penting untuk diperhatikan.
“Indonesia bekerja sama dengan China di bidang ekonomi, namun menjadi aneh ketika data-data strategis di Kementerian dan Lembaga di sasar oleh hacker China. Apakah ini murni peretasan untuk tujuan prestise dan ekonomis bagi nama kelompok hacker ataukah peretasan ini terjadi secara terstruktur dengan tujuan selain ekonomi," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sukamta pun mengatakan pemerintah harus melakukan protes kepada China jika peretasan ini sudah direncanakan sebelumnya.
"Spionase oleh Mustang Panda ini kemungkinan juga bukan satu-satunya upaya pembobolan data-data strategis, bisa jadi ada yang lain, namun belum terungkap. Maka tugas BSSN ialah menanggalkan dan mengungkap setiap spionase data strategis Indonesia agar kasus-kasus pembobolan data bisa tuntas. Bila ditemukan ini spinonase yang direncanakan, Pemerintah Indonesia perlu melakukan protes kepada Pemerintah China," tutup dia.