PKS: Ngapain Kemarin Capres Ada Dua, Kalau Ujungnya Hanya Satu?

21 Oktober 2019 17:10 WIB
Hidayat Nur Wahid memberikan salam saat menghadiri Sidang Paripurna MPR di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hidayat Nur Wahid memberikan salam saat menghadiri Sidang Paripurna MPR di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Satu-satunya partai yang kini tegas menyatakan sikap sebagai oposisi adalah PKS. Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengaku tak sependapat apabila seluruh parpol yang bertarung di pemilu, menjadi bagian dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Ngapain kemarin kompetisi ada dua capres kalau ujung-ujungnya hanya satu juga. Ya berkompetisi itu ada konsekuensinya. Jadi, kami ingin menyelamatkan demokrasi," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/10)
Hidayat juga menyampaikan pendapat PKS itu ke pihak Istana dalam hal ini Mensesneg Pratikno. Tepatnya saat mengantarkan undangan pelantikan beberapa waktu lalu.
Ia mengingatkan pada Pratikno soal pandangan dunia terkait demokrasi di Indonesia. Menurut Hidayat, jika parpol berbondong-bondong masuk ke kabinet, maka tak sehat dalam demokrasi.
Sebab, dalam demokrasi mesti ada yang berperan sebagai pengontrol kekuasaan pemerintah.
"Saya juga bilang kepada Pak Pratikno 'Mas, Prof, apa kata dunia kalau semuanya masuk dalam kabinet? Demokrasi Indonesia bagaimana bentuknya? Jadi, kami ingin menyelamatkan marwah demokrasi, kami ingin menghadirkan demokrasi yang rasional, yaitu ada check and balance," katanya.
Prabowo Subianto (kiri) didampingi Edhy Prabowo saat tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Kendati demikian, Wakil Ketua MPR itu mengaku menghargai sikap politik partai yang dulunya kompetitor pemenang pemilu kini ingin bergabung ke pemerintah. Sebab, masing-masing partai menurut Hidayat tentu memiliki rasionalitasnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas semuanya akan mempertanggungjawabkan semua pilihannya dan rakyat pemilik kedaulatan silakan memposisikan diri sebaik-baiknya," tandasnya.
Selain PKS, sebenarnya ada beberapa partai lain yang sebelumnya menjadi oposisi. Sebut saja Partai Gerindra dan Demokrat.
Namun, kini Partai Gerindra diisukan kuat merapat ke Koalisi Jokowi. isu ini diperkuat dengan kehadiran Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo di Istana Negara sore ini untuk memenuhi panggilan Presiden Jokowi.
Prabowo dikabarkan akan mendapatkan posisi Menteri Pertahanan. Sementara Edhy diisukan akan menjadi Menteri Pertanian.
Hidayat Nur Wahid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan