PKS: Physical Distancing Tak Cukup Cegah Corona, Harus Lockdown

26 Maret 2020 11:05 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebaran virus corona atau SARS-CoV-2 di Indonesia sangat masif, apalagi di DKI Jakarta, angka kematian cukup tinggi. Pemerintah diminta tak sekedar mengimbau warga melakukan physical distancing, namun perlu mengambil kebijakan lockdown.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR Fraksi PKS, Abdul Kharis Almasyari.
"Menurut saya, karena tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia yang masih beragam dan sebagian masih sangat rendah, maka tidak cukup hanya dengan pendekatan social distancing atau physical distancing," kata Kharis kepada kumparan, saat dimintai tanggapan, Jumat (26/3).
"Oleh karenanya saya setuju jika dilakukan kebijakan lockdown," tambahnya.
Politikus PKS Abdul Kharis Almasyhari Foto: Dok. DPR RI
Menurut Kharis, meski imbauan Presiden Jokowi soal physical distancing sudah disampaikan lewat berbagai media, namun kenyataanya masih banyak kerumunan atau perkumpulan masyarakat. Masyarakat cenderung mengabaikan imbauan itu.
"Bahkan masa seruan untuk kerja di rumah dan belajar di rumah banyak yang memaknai liburan panjang, sebagian pada mudik. Nah di sinilah penyebaran makin tak terkendali," ujar Kharis.
ADVERTISEMENT
Legislator dapil Jawa Tengah itu menyebut jika memang kebijakan lockdown diberlakukan, maka semua elemen dapat saling berkoordinasi memastikan logistik masyarakat terpenuhi.
"Kita secara gotong royong bersama pemerintah bahu membahu untuk itu (memastikan logistik masyarakat saat lockdown)," ujarnya.
Sejumlah pengguna angkutan kereta rel listrik (KRL) mengenakan masker di dalam gerbong KRL di Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Nantinya jika lockdown dipilih, Kharis menyebut, militer Indonesia bisa berperan untuk memastikan masyarakat tetap di rumah demi mencegah meluasnya penyebaran virus yang menyebabkan penyakit COVID-19 itu.
"Ya, militer bisa digerakkan untuk operasi militer selain perang (OMSP)," tandasnya.
Secara nasional, saat ini total ada 790 pasien positif virus corona yang tersebar di 24 provinsi, 58 di antaranya meninggal dunia dan 31 dinyatakan telah sembuh.
DKI Jakarta masih menjadi daerah terparah penyebaran virus corona. Berdasarakan data corona.jakarta.go.id, Rabu (25/3), pukul 20.10 WIB tercatat 472 orang positif virus corona, 43 di antaranya meninggal dan 27 pasien telah sembuh.
ADVERTISEMENT
--------------------------
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!