PKS soal Rencana Impor Oksigen: Kemarin Kirim ke India, Sekarang Impor?

6 Juli 2021 21:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah petugas mengangkat tabung berisi oksigen di Posko Darurat Oxygen Rescue, kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin (5/7).  Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah petugas mengangkat tabung berisi oksigen di Posko Darurat Oxygen Rescue, kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin (5/7). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
PKS menanggapi rencana pemerintah untuk mengimpor tabung oksigen. Sebab permintaan tabung oksigen melonjak di akibat kasus COVID-19 terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Anggota komisi VII Fraksi PKS DPR Mulyanto mengatakan, sebaiknya pemerintah tak terburu-buru melakukan impor dan mengoptimalkan produksi dalam negeri.
Mulyanto merasa heran mengapa sekarang pemerintah akan melakukan impor oksigen. Padahal, pemerintah sempat mengirim gas oksigen ke India.
"Kemarin sudah bagus kita mengirim gas oksigen ke India. Masa sekarang kita ingin impor. Padahal bibir kita belum kering benar membahas masalah itu," kata Mulyanto, Selasa (6/7).
Menurut dia, yang harus dilakukan pemerintah yakni menganalisis supply-demand yang akurat dan mengoptimalkan produk domestik. Selain itu, perlu ditinjau kebijakan alokasi gas oksigen untuk sektor kesehatan dan sektor industri.
Satgas COVID-19 Kota Bogor membantu pemenuhan kebutuhan oksigen di rumah sakit. Foto: Pemkot Bogor
Jika sektor kesehatan masih kurang, lebih ditingkatkan kuotanya menjadi lebih dari 60 hingga 80 persen.
"Jangan belum apa-apa sudah membuka opsi impor. Kebijakan seperti Ini memang ditunggu-tunggu mafia impor. Sangat logis kalau di tengah pandemi COVID-19 yang memuncak seperti sekarang ini, kuota gas oksigen untuk sektor kesehatan kita tingkatkan dan prioritaskan. Kita semua akan mendukung opsi kebijakan tersebut" ucap dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga menyebut pemerintah juga harus memperkuat aspek pengawasan dalam tahapan produksi maupun jaringan distribusi.
Pemerintah, kata dia, perlu memastikan, bahwa tidak ada penimbunan tabung gas oksigen yang menyebabkan kelangkaan tersebut.
"Jangan sampai ada pihak yang tidak bertanggung-jawab, yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ini sangat kita khawatirkan. Dan ini bukanlah sesuatu hal yang mustahil terjadi," tegas Mulyanto.
"Saya berani ngomong seperti ini karena Kementerian Perindustrian sudah menjadi mitra Komisi VII DPR RI," tutup dia.
Sebelumnya, jubir Menko Marves Luhut Pandjaitan, Jodi Mahardi mengatakan, pemerintah terus berupaya menyediakan oksigen. Salah satu langkah yang disiapkan adalah melakukan impor oksigen.
"Kita menyadari ketersediaan oksigen terbatas. Maka dari itu pemerintah akan terus mengusahakan dan mencari jumlah oksigen secara maksimal baik dengan industri lokal maupun menyiapkan impor. Saat ini keselamatan rakyat adalah hukum utama," kata Jodi.
ADVERTISEMENT