news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PM Inggris Kecewa Putin Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk: Ini Pertanda Buruk

22 Februari 2022 4:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Inggris. Foto: ANDY BUCHANAN/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow, Inggris. Foto: ANDY BUCHANAN/AFP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan tanggapan terhadap keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.
ADVERTISEMENT
Johnson mengatakan, keputusan putin ini sudah melanggar hukum internasional. Selain itu, pengakuan kemerdekaan Luhansk dan Donetsk akan memperpanjang krisis dan memicu perang besar.
"Saya menyimpulkan tepat ketika saya datang ke konferensi pers ini bahwa Vladimir Putin telah secara efektif mengumumkan bahwa Rusia mengakui republik Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri. Ini jelas melanggar hukum internasional. Ini adalah pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan integritas. Ukraina," kata Johnson dikutip dari Reuters, Selasa (22/2).
"Ini adalah penolakan dari proses Minsk dan perjanjian Minsk, dan saya pikir itu pertanda buruk dan tanda yang sangat gelap," tambah dia.
Perjanjian Minsk adalah perjanjian yang dirancang untuk akhiri krisis di Ukraina timur.
Putin telah menandatangani dekrit kemerdekaan Donetsk dan Luangsk. Johnson menambahkan, dia akan berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Ia menawarkan dukungan Inggris.
ADVERTISEMENT
Sementara terkait pemberian sanksi kepada Rusia, Johnson mengatakan dia harus menunggu dan melihat apa yang terjadi di Ukraina timur.
"Apa yang telah saya katakan sebelumnya tentang paket sanksi adalah bahwa mereka akan dipicu dengan serangan pertama Rusia atau invasi Rusia. Tapi jelas apa yang telah terjadi adalah berita yang sangat buruk," kata Johnson.
“Menjadi jelas bahwa kami perlu mulai menerapkan tekanan sebanyak mungkin karena sulit untuk melihat bagaimana situasi ini membaik," tutup dia.
Sedangkan Menteri Luar negeri Inggris Liz Truss mengatakan, langkah itu melanggar Piagam PBB dan menandakan diakhirinya proses Minsk.
"Kami tidak akan membiarkan pelanggaran Rusia terhadap komitmen internasionalnya dibiarkan begitu saja," kata Truss.