news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PM Inggris Pastikan Kapal Selam Nuklir Australia Tak Ganggu Stabilitas Regional

16 September 2021 20:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Foto: REUTERS/Simon Dawson
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. Foto: REUTERS/Simon Dawson
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson membantah pengembangan kapal selam bertenaga nuklir di Australia akan mengganggu stabilitas regional.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Johnson disampaikan setelah Inggris, Amerika Serikat, dan Australia, membentuk aliansi pertahanan AUKUS di wilayah Indo-Pasifik. Salah satu bentuk kerja sama nyata terbentuknya AUKUS adalah menyediakan kapal selama bersenjata nuklir bagi Australia.
Terbentuknya AUKUS membuat China khawatir. Meski tidak secara terbuka, tujuan pembentukan AUKUS untuk menangkal pergerakan dan pengaruh China di wilayah Indo-Pasifik. Wilayah Indo-Pasifik termasuk Indonesia.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. Foto: AFP/Gary Ramage
Kecemasan China direspons Johnson. Saat berbicara di depan Parlemen Inggris, Johnson menyatakan keberadaan AUKUS diyakini bisa menciptakan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik yang mencakup Laut China Selatan dan wilayah sekitarnya.
"Ini untuk membantu menjaga perdamaian dan keamanan Indo-Pasifik," kata Johnson seperti dikutip dari Reuters.
"Kesepakatan ini merefleksikan hubungan dekat antara kami dan Australia dan AS," tegas Johnson.
ADVERTISEMENT
Johnson mengakui Indo-Pasifik merupakan wilayah pusat geo-politik dunia. Oleh karenanya, perdamaian di sana wajib dipelihara.
Laut China Selatan. Foto: Reuters
Hubungan diplomatik China dan Inggris memburuk beberapa tahun terakhir. Beijing menganggap Inggris terlalu ikut campur urusan internalnya di Hong Kong.
China juga marah terhadap Inggris terkait kritik London soal dugaan pelanggaran HAM terhadap etnis Muslim Uighur di Xinjiang, China.

China: AUKUS Mentalitas Perang Dingin

Terbentuknya AUKUS yang diumumkan pada Kamis (16/9/2021) mengundang perhatian khusus dunia. Pengamat dari lembaga think-tank Pusat Globalisasi China, Henry Wang, menyatakan AUKUS bagian mentalitas Perang Dingin.
"Saya pikir ada pertanyaan besar mengenai tujuan pembentukan aliansi di waktu perdamaian di abad 21," tutur Wang.
Sedangkan Kedutaan Besar China di Washington menyindir tiga negara tersebut masih terperangkap dalam mentalitas Perang Dingin dan prasangka ideologis.
ADVERTISEMENT
"Blok inklusif itu menargetkan pada kepentingan negara lain," kata jubir Kedutaan China.