news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PM Israel: Indonesia Negara Sangat Penting bagi Kami

16 Oktober 2018 8:50 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu saat rapat kabinet (Foto: Ronen Zvulun/reuters)
zoom-in-whitePerbesar
PM Israel Benjamin Netanyahu saat rapat kabinet (Foto: Ronen Zvulun/reuters)
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan keinginannya untuk membuka hubungan bilateral dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Indonesia sangat penting bagi kami, mereka adalah negara penting," sebut Netanyahu seperti dikutip dari Times of Israel, Selasa (16/10).
"Mereka adalah satu negara terakhir yang belum membuka dan menciptakan hubungan yang kuat dengan Israel," papar Netanyahu di konferensi jurnalis Kristen di Yerusalem hari Minggu lalu.
"Indonesia adalah negara berpenduduk lebih dari 200 juta, mereka negara mayoritas Muslim, ada 10 juta penduduk Nasrani di sana, kami ingin melihat mereka (Indonesia, -red), dan kami menciptakan hubungan yang luar biasa dengan Indonesia. Saya juga akan mengupayakan (pembebasan) visa, saya akan lihat apa yang bisa saya lakukan," ucap dia.
RI-Israel sampai saat ini tidak memiliki hubungan diplomatik. Oleh karenanya, pemerintah kedua negara tidak bisa mengeluarkan visa bagi WNI atau WN Israel yang ingin berkunjung.
ADVERTISEMENT
Tak adanya hubungan bilateral antara Indonesia dan Israel, disebabkan permasalahan pendudukan Israel di Palestina. Indonesia telah berulang kali menegaskan menolak langkah pendudukan Israel di Palestina.
Walau tak ada hubungan bilateral, berulang kali pejabat Israel mencoba untuk membuka hubungan bilateral dengan Indonesia.
Terakhir kali, Perdana Menteri Netanyahu dikabarkan bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla disela sidang umum PBB ke-73 di New York. Kabar tersebut diluruskan JK.
JK mengatakan, dirinya tidak sengaja bertemu Netanyahu. Sebab, di PBB sangat tidak mungkin menghindari pertemuan dengan pemimpin negara lain, termasuk dari Israel. Sebab, hampir seluruh pemimpin dunia hadir di hajatan tahunan organisasi multilateral tersebut.
"Begini, di PBB itu hadir 190 kepala negara. Presiden, wapres, perdana menteri, dan sebagainya. Banyak acara-acara bersamaan, jadi ketemu dengan siapa saja itu masa ditolak? (Netanyahu) ada di sebelah saya masa tiba-tiba saya menghindar?" ucap JK.
ADVERTISEMENT