PM Kamboja Ancam Bunuh Oposisi Jika UE Cabut Status Bebas Impor
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Senin (14/1) mengancam membunuh oposisi di negaranya. Ancaman dilontarkan terkait rencana Uni Eropa mencabut status Everything but Arms (EBA) yang dimiliki Kamboja.
ADVERTISEMENT
EBA merupakan inisiatif UE untuk membantu negara miskin di dunia. Negara-negara yang diberikan status EBA bebas mengimpor barang kecuali senjata ke negara anggota UE tanpa dikenakan pajak dan kuota masuk.
Setelah Hun Sen kembali menang pemilu dan semakin merebaknya isu pelanggaran HAM, UE mempertimbangkan mencabut status EBA Kamboja . Proses dan prosedur pencabutan status telah dimulai UE sejak November 2018 lalu.
Rupanya rencana UE itu membuat Hun Sen naik pitam. Ia tanpa ragu menyatakan, jika UE berani mencabut status maka nyawa kelompok oposisi Kamboja jadi taruhannya.
"Jika kalian mau oposisi mati, maka cabut saja (status EBA)," sebut Hun Sen di ibu kota Phonm Phen, seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/1).
"Bila kalian mau oposisi tetap hidup, maka jangan lakukan dan mari datang dan berdiskusi," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Dalam regulasi UE, insiatif EBA untuk menolong negara miskin bisa ditarik kapan pun. Pencabutan dilakukan bila ditemukan bukti adanya pelanggaran konvensi HAM.
Untuk Kamboja, UE berulang kali mengancam mencabut status EBA. Sebab, sejak pemilu lalu dan kemenangan partai Hun Sen 100 persen di parlemen, terjadi peningkatan pelanggaran HAM.
UE dalam sebuah pernyataan resminya mempertanyakan hasil pemilu Kamboja. Mereka bahkan menuding pemilu Kamboja lalu tidak kredibel.
Ia meminta pihak yang merasa melakukan tindakan tersebut untuk segera angkat kaki.
"Yang mau kabur silahkan bersiap, karena saya tidak akan memaafkan mereka," ucap dia.
ADVERTISEMENT