PM Lebanon Saad Hariri: Saya Akan Kembali Dalam 2 Hari ke Depan

15 November 2017 6:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Lebanon, Saad Hariri (Foto: REUTERS/Mohamed Azakir)
zoom-in-whitePerbesar
PM Lebanon, Saad Hariri (Foto: REUTERS/Mohamed Azakir)
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengatakan pada Rabu (15/11) bahwa ia akan kembali ke negaranya dalam dua hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Pengumuman itu ia sampaikan lewat akun Twitter pribadinya, 11 hari setelah ia meninggalkan Lebanon, mengumumkan mundur dari posisi perdana menteri di televisi, dan tinggal sementara di Arab Saudi.
“Semuanya, saya baik-baik saja. Dan saya akan kembali dalam waktu dua hari ke depan,” ucap Hariri.
Minimnya keterangan soal keberadaannya sempat memunculkan dugaan bahwa ia ditahan dan diasingkan secara paksa oleh Saudi. Hal ini memang langsung dibantah pemerintahan Raja Salman, yang mengatakan Hariri dalam kondisi baik.
Selasa (14/11) lalu, Hariri bertemu dengan delegasi Lebanese Maronite Patriarch, yang tengah berkunjung ke Saudi. Hal tersebut menjadi pertemuan yang diliput secara umum sejak 4 November, meski tak ada kamera televisi yang mengikuti. Dikutip dari Associated Press, hanya ada beberapa foto yang dipasok ke media-media lokal Saudi, mencoba meredam tuduhan bahwa Hariri tengah disekap.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pengunduran diri Hariri pada 4 November lalu telah menyebabkan krisis politik di negara asalnya. Hal ini dipicu kuatnya dugaan bahwa pengunduran dirinya adalah paksaan dari pemerintah Saudi, menjadi salah satu upaya perebutan kekuasaan antara Sunni Saudi dan Syiah Iran di kawasan Timur Tengah.
Presiden Lebanon Michel Aoun sendiri menolak langsung pengumuman mundur Hariri. Hizbullah, salah satu partai yang memiliki kursi di Parlemen Hariri, mengklaim bahwa keputusan Hariri tersebut dipaksakan oleh Saudi. Mereka menduga ini adalah cara Saudi untuk menghancurkan koalisi politik dalam negeri Lebanon. Riyadh dan Hariri sama-sama menolak klaim tersebut.
Di Lebanon, Hizbullah tak hanya menjelma sebagai kelompok militan, namun juga sebuah partai politik yang punya suara cukup banyak. Kelompok yang amat dekat dengan Iran ini menduduki 14 dari 128 kursi di parlemen.
ADVERTISEMENT
Dalam pengumuman pengunduran dirinya, Hariri secara khusus menuntut agar Hizbullah dilucuti dari kemampuan mereka memegang senjata. Selain itu, ia juga mencermati aktivitas Iran di Timur Tengah yang menurutnya sering menghasilkan kekacauan.