PM Lebanon soal Ledakan Beirut: 2.750 Ton Amonium Nitrat di Gudang Meledak

5 Agustus 2020 6:51 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Libanon, Hassan Diab. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Libanon, Hassan Diab. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Libanon, Hassan Diab, mengumumkan penyebab dahsyatnya ledakan di Beirut. Sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan Beirut meledak dan menghantam jantung Libanon.
ADVERTISEMENT
"Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat telah ada selama enam tahun di sebuah gudang [pelabuhan Beirut], tanpa memikirkan adanya langkah-langkah pencegahan," kata Diab dilansir AFP, Rabu (5/8).
Kepulan asap setelah ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). Foto: ISSAM ABDALLAH/REUTERS
"Itu tidak bisa diterima dan kami tidak bisa diam tentang masalah ini," tuturnya.
Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia yang kerap digunakan dalam pertanian sebagai bahan dasar pupuk. Penggunaan utama lainnya adalah sebagai komponen campuran peledak untuk konstruksi pertambangan hingga penggalian.
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke api setelah ledakan terdengar di Beirut, Lebanon 4 Agustus 2020. Foto: Mohamed Azakir/REUTERS
Diab bersumpah harus ada pihak yang bertanggung jawab atas dua ledakan besar ini.
"Apa yang terjadi hari ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban. Mereka yang bertanggung jawab atas bencana ini harus membayarnya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Gudang berbahaya ini telah ada selama enam tahun, sejak 2014," sambung Diab.
Kabar terbaru, sudah ada 78 orang tewas dan lebih dari 4.000 orang mengalami luka-luka. Dua ledakan besar menghantam rumah dan gedung-gedung di sekitar pelabuhan.
Salah satu WNI berinisial NNE turut menjadi korban luka. Namun, KBRI memastikan NNE dalam kondisi stabil dan telah mendapat perawatan. WNI tersebut sudah dipulangkan ke apartemen.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Saksikan video menarik di bawah ini.