PM Morrison Hubungi Presiden Jokowi, Bahas soal Kapal Selam Nuklir Australia

21 September 2021 20:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Perdana Menteri Australia Scott Morrison usai menandatangani buku pengunjung di Gedung Parlemen Canberra, Australia. Foto: AAP Image/Lukas Coch via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Perdana Menteri Australia Scott Morrison usai menandatangani buku pengunjung di Gedung Parlemen Canberra, Australia. Foto: AAP Image/Lukas Coch via REUTERS
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Presiden RI Joko Widodo melakukan perbincangan lewat telepon pada Selasa (20/9) sore. Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah.
ADVERTISEMENT
“Betul ada komunikasi per telepon [antara PM Morrison-Presiden Jokowi] kemarin sore,” ujar Teuku Faizasyah kepada kumparan, Selasa (21/9).
Ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai pokok pembicaraan antara keduanya.
Namun, mengutip media The Australia, perbincangan tersebut berfokus pada rencana pengembangan kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia.
PM Morrison meyakinkan Presiden Jokowi, Australia tidak akan melakukan pengadaan senjata nuklir sebagai bagian dari kemitraan keamanan AUKUS dengan Amerika Serikat dan Inggris. Menurut Morrison, Australia akan terus mempertahankan seluruh kewajiban mereka di bawah traktat nonproliferasi (Non-proliferation Treaty, NPT).
Traktat ini adalah perjanjian internasional yang bertujuan untuk mencegah perluasan senjata nuklir di dunia dan mempromosikan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Dikutip dari ABC Australia, Morrison menegaskan bahwa kemitraan keamanan AUKUS ini akan berkontribusi dalam perdamaian, stabilitas, dan keseimbangan strategis di kawasan.
Infografik Aliansi AUKUS di Indo-Pasifik. Foto: kumparan
Utusan dari Australia juga dikabarkan akan menyambangi Indonesia untuk lebih menjelaskan soal pengembangan kapal selam nuklir tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga diungkapkan oleh Duta Besar Australia untuk ASEAN, Will Nankervis. Kepada ASEAN, Nankervis meyakinkan kapal selamnya tidak akan membawa senjata nuklir, meskipun bertenaga nuklir.
“Walaupun kapal selam ini akan bertenaga nuklir, mereka tidak akan membawa senjata nuklir. Australia tidak sedang dan tidak akan mencari senjata semacam itu. Kami juga tidak berusaha membangun kemampuan nuklir sipil,” ujarnya pada Selasa (21/9).
Seperti diketahui, Australia menjadi bagian dari kemitraan keamanan trilateral dengan AS dan Inggris bernama AUKUS. Dengan pembentukan AUKUS, Australia dapat membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi dari AS dan Inggris.
Rencana pengembangan kapal ini mengkhawatirkan sejumlah negara ASEAN, seperti Indonesia dan Malaysia. Indonesia, melalui Kemlu RI, menyatakan keprihatinan atas berlanjutnya perlombaan senjata dan kekuatan militer di kawasan.
ADVERTISEMENT
“Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai nonproliferasi nuklir," ujar Kemlu RI pada Sabtu (18/9).