PM Peru Mundur Saat Presiden Diinvestigasi Atas Dugaan Korupsi

4 Agustus 2022 12:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anibal Torres. Foto: Martin Mejia/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Anibal Torres. Foto: Martin Mejia/AP Photo
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Peru, Anibal Torres, memutuskan untuk mengundurkan diri secara tiba-tiba pada Rabu (3/8).
ADVERTISEMENT
Keputusan itu menyusul penyelidikan kriminal yang berpusat pada Presiden Peru, Pedro Castillo. Seiring pemerintah bergelut dengan krisis itu, Torres membuka jalan bagi perombakan Kabinet.
Tetapi, Torres menjelaskan, dia mengundurkan diri karena 'alasan pribadi'. Pria berusia 79 tahun itu menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Castillo. Dalam surat tersebut, Torres mengungkapkan harapannya atas kesuksesan Castillo.
"Saya mundur dari jabatan setelah melayani tanah air kita dan orang-orangnya yang paling diabaikan dan dilupakan, bersama Anda," tulis Torres, dikutip dari Reuters, Kamis (4/8/2022).
"Hari ini saya harus kembali ke ruang-ruang kelas universitas dengan para mahasiswa saya dan kembali dalam apa yang paling saya rindukan: penelitian hukum," sambung dia.
Pemenang Pemilu Peru Pedro Castillo. Foto: Sebastian Castaneda/REUTERS
Masa jabatan Torres berlangsung hanya hampir enam bulan. Setelah menjabat sebagai menteri kehakiman, Torres menerima peran sebagai kepala pemerintahan Peru pada Februari.
ADVERTISEMENT
Torres mengemban tugas itu usai pengunduran diri Hector Valer. Pendahulunya tersebut mengambil keputusan itu lantaran menghadapi tuduhan kekerasan dalam rumah tangga.
Sementara itu, krisis politik di Peru telah bermula sejak beberapa tahun terakhir. Torres sendiri merupakan perdana menteri keempat sejak Castillo menjabat pada Juli 2021.
Torres merupakan pejabat yang setia kepada Castillo. Tetapi, dia justru mundur dari jabatannya ketika jajak pendapat menunjukkan jatuhnya popularitas Castillo.
Keberangkatan Torres bertepatan dengan tanda-tanda ketidakstabilan yang kian memuncak dalam pemerintahan. Hingga kini, Castillo telah melalui dua proses pemakzulan yang gagal.
Sang presiden juga telah membuat lebih dari 50 perubahan dalam kabinetnya. Kini, Castillo terjerat dalam tuduhan korupsi dan lima investigasi yang mencari kaitannya dalam organisasi kriminal.
Demonstran berkumpul saat aksi protes terhadap Presiden Peru Pedro Castillo setelah ia mengeluarkan pembatasan aktivitas jam malam di Lima, Peru, Selasa (5/3/2022). Foto: Liz Tasa/Reuters
Selama setahun terakhir, Castillo telah mengadang serangan dari Kongres Peru yang dipimpin oleh oposisi. Mereka meminta Castillo untuk mengundurkan diri atau mempercepat pemilu.
ADVERTISEMENT
Negara tersebut bahkan telah menunjuk lima presiden sejak 2016. Pedro Pablo Kuczynski mengundurkan diri selama proses pemakzulannya pada 2018.
Sementara itu, Martin Vizcarra disingkirkan oleh Kongres Peru pada 2020. Kepergiannya mengantarkan tiga presiden lain pula dalam waktu kurang dari sepekan.
Konstitusi menyatakan, seorang presiden yang menjabat hanya dapat dimakzulkan atas empat tuduhan–yakni pengkhianatan, membubarkan Kongres, menghalangi kerja badan pemilu, serta mencegah pemilihan presiden, regional, atau lokal.
Menanggapi ancaman terhadap kekuasaannya, Castillo kemudian memberikan pidato di hadapan Kongres selama Hari Nasional Peru pada 28 Juli. Dia mengaku telah melakukan kesalahan. Castillo lantas bersedia bekerja sama dengan penyelidikan apa pun.
"Saya mengajukan diri ke pengadilan untuk mengklarifikasi tuduhan yang dikaitkan dengan saya, sehubungan dengan proses hukum dan bukan keadilan media," ujar Castillo, dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT