PM Selandia Baru Syok dengan Kematian George Floyd

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern. Foto: Getty Images

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengaku syok dengan kematian George Floyd. Dia menyatakan dukungannya terhadap peristiwa yang memicu gelombang protes di Amerika Serikat itu.

Dukungan konkret diberitakan Ardern dengan mengizinkan digelarnya demonstrasi secara damai di Selandia Baru. Akan tetapi, aksi tersebut harus dilakukan dengan mematuhi aturan social distancing.

“Saya berdiri bersama orang-orang yang merasa syok dengan peristiwa ini,” ujar Ardern dalam wawancara dengan TVNZ seperti dikutip Reuters, Selasa (2/6).

“Saya tidak ingin menghalangi protes yang dilakukan secara damai, tapi aturan itu (social distancing) tidak lain untuk menjaga massa,” lanjutnya.

Pada Senin (1/6)Di Auckland, aksi ini diikuti sekitar 2.000 orang, berjalan menuju Kantor Konsulat Jenderal AS. Sebanyak 500 lainnya menggelar aksi di kota Christchurch.

Aksi yang sama juga digelar di ibu kota Selandia Baru, Wellington, diikuti oleh sekitar 100 orang, mereka bergerak ke Kedutaan Besar AS sembari meneriakkan "Black Lives Matter".

Ardern mengatakan dukungan negaranya terhadap kematian Floyd merupakan bentuk perlawanan terhadap rasialisme dan kebencian. Dia sebelumnya mendapat pujian dari dunia atas sikapnya ketika menghadapi penembakan yang menewaskan 51 umat Muslim di Christchurch pada 2019 lalu.

Aksi protes pembunuhan George Floyd di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6). Foto: MICHAEL BRADLEY / AFP

Floyd, 46, tewas setelah lehernya diinjak oleh polisi Derek Chauvin pekan lalu. Kematian Floyd memicu kemarahan masyarakat AS yang jengah dengan kekerasan polisi terhadap warga kulit hitam.

Aksi protes di AS berujung rusuh di berbagai kota. Sedikitnya 40 kota di AS, termasuk ibu kota Washington DC, memberlakukan jam malam, ribuan tentara Garda Nasional dikerahkan.

(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)

***

Yuk! bantu donasi atasi dampak corona