Pneumonia Misterius Meningkat, Kemenkes Perketat Pintu Masuk Warga dari China

28 November 2023 21:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita mengalami pneumonia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita mengalami pneumonia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ramai dibicarakan lagi pneumonia misterius yang menyerang anak-anak di China. WHO pun telah menyusun laporan terbaru pada 22 November 2023, kejadian tepatnya di China bagian Utara.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini Kemenkes mulai mewaspadainya. Mereka pun meminta jajaran atau dinas di daerah untuk bersiaga dan memantau situasi lebih lanjut.
Belum diketahui secara pasti penyebab penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini. Namun, berdasarkan laporan epidemiologi, terjadi peningkatan kasus mycoplasma pneumoniae sebesar 40 persen.
"Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum COVID-19," demikian keterangan Kemenkes di situs resmi mereka dikutip Rabu (28/11).
Sejak Mei 2023, kasus rawat jalan dan rawat inap pada anak karena mycoplasma pneumoniae juga dilaporkan meningkat. Kemudian pada Oktober 2023, angka kesakitan akibat respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, dan influenza juga sempat naik bulan lalu, meski saat ini telah turun.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia, Kemenkes melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bergerak cepat dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Surat edaran yang terbit pada tanggal 27 November 2023 ini ditujukan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepala Puskesmas di Indonesia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, penerbitan surat edaran tersebut bertujuan mengantisipasi penyebaran pneumonia di Indonesia.
Dalam surat edaran itu, Maxi meminta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global. Serta meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus dicurigai pneumonia.
Lebih lanjut, Maxi juga meminta KKP untuk meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara. Terutama yang berasal dari negara terjangkit (China).
ADVERTISEMENT
"Kepada KKP dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di daerah diminta untuk melakukan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah. Selanjutnya, melaporkan penemuan kasus melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR)."
Laporannya melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatsApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC): 0877-7759-1097 atau email: [email protected] dan ditembuskan serta Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
"Selanjutnya, Dinas Kesehatan menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai mycoplasma pneumoniae dari fasyankes dan memfasilitasi pengiriman spesimennya ke laboratorium rujukan Sentinel ILI/SARI," tuturnya.
Maxi meminta seluruh pihak untuk menggencarkan upaya promosi kesehatan berupa edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penyakit pneumonia.
Sekilas Pneumonia Misterius
Penyakit pernapasan misterius itu pertama kali melonjak pada 13 November 2023, menimpa banyak anak-anak. Pada Senin (13/11), sistem pengawasan penyakit publik ProMED melaporkan beberapa rumah sakit di China kebanjiran pasien anak-anak dengan gejala pneumonia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di kota Beijing, wabah pneumonia misterius ini juga menyerang anak-anak yang tinggal di timur laut provinsi Liaoning, China.
Komisi Kesehatan Nasional China menduga ada sejumlah faktor yang menyebabkan peningkatan penyakit pneumonia ini, di antaranya berakhirnya pembatasan COVID-19, datangnya musim dingin, dan penyebaran patogen lain termasuk influenza, pneumonia mikoplasma, dan virus.