news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polandia Tuding Belarusia Terus Giring Imigran Ilegal ke Perbatasan

21 November 2021 21:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para migran tinggal di pusat transportasi dan logistik dekat titik perbatasan Bruzgi di perbatasan Belarusia-Polandia di wilayah Grodno pada 16 November 2021. Foto: Guchek / BELTA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para migran tinggal di pusat transportasi dan logistik dekat titik perbatasan Bruzgi di perbatasan Belarusia-Polandia di wilayah Grodno pada 16 November 2021. Foto: Guchek / BELTA / AFP
ADVERTISEMENT
Konflik antara Polandia dan Belarusia terus memanas. Terbaru, Polandia menuding Belarusia masih terus menggiring imigran ilegal ke daerah perbatasan.
ADVERTISEMENT
"Pada hari Sabtu, sekitar 100 orang asing yang sangat agresif, dibawa ke perbatasan oleh prajurit Belarusia, mencoba memasuki Polandia dengan paksa. Petugas (Polandia) mencegah penyeberangan," kata penjaga perbatasan Polandia dikutip dari Reuters, Minggu (21/11).
Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, masih sibuk mengunjungi negara-negara Baltik untuk mencari dukungan mengatasi krisis ini.
"Hari ini, di perbatasan Timur Polandia, kita menghadapi perang jenis baru, perang di mana imigran adalah senjata, di mana disinformasi adalah senjata, perang hibrida," kata Morawiecki.
Eropa menuding Belarusia menerbangkan ribuan orang dari Timur Tengah dan mendorong mereka menyeberang ke Uni Eropa. Sedangkan Belarusia menyangkal tudingan itu.
Meski begitu, Polandia mengatakan Belarusia masih terus mengangkut ratusan migran ke perbatasan di mana sekitar 10 imigran telah meninggal akibat kedinginan. Eropa kini memasuki musim dingin.
ADVERTISEMENT
Tercatat, ada 208 upaya penggiringan imigran agar bisa masuk ke Polandia dari Belarus pada Sabtu. Sedangkan di Lithuania, tercatat ada 44 migran dicegah masuk.
PM Polandia, Mateusz Morawiecki. Foto: Getty Images
Morawiecki mengatakan, di Lithuania dia menerima informasi situasi sulit di Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara itu pada Agustus akan dijadikan upaya memperkeruh krisis di perbatasan.
"Saya pikir hal-hal yang terbentang di depan mata kita, peristiwa dramatis ini, mungkin hanya merupakan awal dari sesuatu yang jauh lebih buruk," ucap Morawiecki.
Menyikapi konflik di perbatasan, Lithuania satu suara dengan Polandia. Mereka meminta dukungan Uni Eropa dan NATO untuk menyelesaikan konflik ini.
"Bagi kami, sangat penting bahwa setiap pembicaraan (dengan Belarusia) dikoordinasikan dengan Lithuania, Polandia dan Latvia, yang berada di garis depan serangan hibrida, dan tidak ada keputusan yang diambil yang tidak menyelesaikan situasi secara fundamental," kata PM Lithuania Ingrida Simonyte.
ADVERTISEMENT