Polemik Sukmawati yang Bandingkan Nabi Muhammad dengan Sukarno

19 November 2019 5:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sukmawati Soekarnoputri Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sukmawati Soekarnoputri Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sukmawati Soekarnoputri menjadi perhatian. Ucapannya yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama RI Sukarno dinilai seorang warga bernama Ratih telah menista agama.
ADVERTISEMENT
Putri plokamator itu pun dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Dalam laporan yang dibuat Ratih, Sukmawati dianggap menghina Nabi Muhammad SAW karena membandingkannya dengan Sukarno.
Peristiwa itu terjadi saat Sukmawati menghadiri acara diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme, Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme'.
Terkait laporan terhadap dirinya, Sukmawati angkat bicara. Dia mempersilakan Ratih melihat ulang video acara tersebut secara lengkap.
"Kan itu saya bertanya, silakan lihat video yang benar, yang lengkap. Artinya, kedua beliau itu pemimpin-pemimpin, tapi pastinya derajatnya beda. Kalau Nabi ya nabi, kalau Bung Karno ya manusia yang punya kepemimpinan," kata Sukmawati kepada kumparan, Minggu (17/11).
Sukmawati mengaku saat itu bertanya siapa yang berjuang di abad ke-20, Nabi Muhammad atau Insinyur Soekarno, untuk kemerdekaan. Namun pertanyaannya itu dinilai oleh pelapor sebagai pernyataan yang menghina Nabi Muhammad.
ADVERTISEMENT
"Ibu hanya bertanya, menurut fakta sejarah di abad 20 di mana pastinya kan nabi sudah tidak ada. Selama ini kan saya agak merasa generasi muda tahu sejarah kemerdekaan yang berdarah-darah enggak sih, itu yang saya ingin tahu juga. Saya mau bertanya saja, di awal abad 20," ucapnya.
Sukmawati pada pagelaran Anne Avantie Foto: Garin Gustavian/kumparan
PPP membela Sukmawati. Menurut Plt Ketum PPP Suharso Monoarfa, Sukmawati tidak bermaksud membandingkan Nabi Muhammad dengan Sukarno. Sukmawati dinilai hanya salah bicara ketika menyampaikan pendapatnya.
"Beliau slip of the tounge (lidahnya tergelincir) begitu. Ingin mengatakan Bung Karno (Sukarno) mengikuti jejak Rasulullah (Muhammad SAW)," kata Suharso dalam acara Maulid Nabi dan Tahlilan 100 hari Mbah Moen, di kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Minggu (17/11).
ADVERTISEMENT
Dia meminta agar kasus ini tidak dipersoalkan lebih besar. Sebab, Sukmawati telah menyampaikan klarifikasinya atas pernyataannya tersebut.
Sementara itu, Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini memiliki pendapat berbeda. Dia mengingatkan Sukmawati agar berhati-hati mengeluarkan pernyataan.
"Sebaiknya sebagai tokoh nasional, Sukmawati dapat berhati-hati untuk mengeluarkan pernyataan agar tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat," jelas Helmy dalam keterangan tertulis, Senin (18/11).
Helmy mengungkapkan Bung Karno adalah tokoh yang sangat mengagumi kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Bahkan, juga dijadikan inspirasi besar atas kemerdekaan Republik Indonesia.
"Pernyataan itu tidak kontekstual, dan tidak ada manfaatnya sama sekali. Justru hal itu hanya akan menimbulkan kesalahpahaman dan ketersinggungan di kalangan umat (Islam)," kata dia.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga diucapkan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid. Berkaca dari kasus tersebut, Zainut berharap para tokoh bangsa sebaiknya menghindari mengeluarkan pernyataan yang memicu kontroversi.
Terkait Sukmawati yang akhirnya dilaporkan, Zainut meminta agar masyarakat menghargai proses hukum yang sedang berjalan.
"Negara kita negara hukum ya, jadi saya kira sah-sah saja kalau masyarakat mengadukan hal tersebut kepada mekanisme hukum. Tapi kami mengimbau yang penting tidak perlu sampai terjadi kegaduhan, tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, kita harus menahan diri silahkan proses hukum dilaksanakan," ujar Zainut di Kantor Wakil Presiden, Senin (18/11).
Konfrensi pers Sukmawati Soekarnoputri. Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan
Ketua Kehormatan Presidium Inter-Religious Council (IRC) Din Syamsuddin juga menyayangkan pernyataan Sukmawati. Ia menyarankan Sukmawati mendalami Islam.
"Saya juga ingin berpesan kepada Bu Sukmawati lewat media ini untuk tidak ulangi lagi. Karena, itu tidak ada perlunya dan mungkin akan lebih bagus kepada beliau agar mendalami Islam," kata Din usai bertemu dengan tokoh lintas agama di kantor CDCC, Jakarta Selatan, Senin (19/11).
ADVERTISEMENT
Din menilai pertanyaan Sukmawati tidak akan menurunkan keagungan agama Islam, terlebih kepada Nabi Muhammad.
"Sikap saya pribadi dengan keyakinan bahwa sebesar apa pun penghinaan penistaan terhadap Islam, Nabi Muhammad SAW dan Al-Quran itu tidak akan mengurangi kemuliaan dan keagungan Islam, Al-Quran dan Nabi Muhammad," ucapnya.