Polisi: Aksi Remaja Sabet Parang ke Pengendara Motor di Semarang Bukan Klitih

5 April 2022 21:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sembilan remaja pelaku perang sarung saat dihadirkan dalam jumpa pers di Semarang, Jawa Tengah.  Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sembilan remaja pelaku perang sarung saat dihadirkan dalam jumpa pers di Semarang, Jawa Tengah. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polisi menegaskan aksi remaja di Semarang yang menyabetkan parang ke arah pengendara motor di daerah Kaligawe, Kota Semarang, bukanlah klitih. Polisi telah mengamankan 3 pelaku berinisial MHS, GAP, dan AK.
ADVERTISEMENT
"Beda, beda bukan klitih ini," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan dalam jumpa pers di lobby Mapolrestabes Semarang, Selasa (5/4).
Klitih sendiri merupakan istilah yang merujuk pada kegiatan seseorang keluar rumah di malam hari tanpa tujuan yang jelas.
Namun dewasa ini, makna klitih bergeser menjadi perilaku remaja yang identik dengan kekerasan di jalan.
Dony mengatakan, tidak ada korban dalam peristiwa itu. Pengendara motor berhasil menghindar dan hingga saat ini tidak ada laporan ke kepolisian.
"Belum ada korban. Pengendara motor tidak terluka. Dan sampai saat ini belum ada yang melapor sebagai korban," ungkapnya.
Peristiwa ini sendiri, terjadi pada tanggal 3 April 2022 pukul 01.00 WIB atau saat hari pertama sahur di Bulan Ramadhan. Awalnya, ketiga pelaku dihubungi oleh rekannya berinisial R yang kini masih buron. R mengatakan, ada ada tantangan dari Kampung Karang Kimpul dan diminta kumpul di rel kereta Tanggung Rejo.
ADVERTISEMENT
"Tapi mereka justru menyerang pengendara yang baru saja keluar dari SPBU yang tidak mereka kenal," jelas Donny.
Di sisi lain, Kapolres Gayamsari Kompol Hengky Prasetyo menambahkan, aksi anarkis yang dilakukan oleh sekelompok remaja tersebut dipicu karena adanya aksi saling tantang.
"Anak ini main hp tantang-tantangan seperti itu dan sering terjadi. Karena mungkin sedang mencari jati diri tapi caranya tidak betul sehingga terjadilah," imbuh Hengky.
Sembilan remaja pelaku perang sarung saat dihadirkan dalam jumpa pers di Semarang, Jawa Tengah. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Dalam kasus ini pihaknya akan mengedepankan tindakan restorative justice. Sebab, tidak ada korban dan pengendara sepeda motor juga tidak melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
Sebelumnya, jagad maya digegerkan dengan video aksi remaja yang menyabetkan parang ke arah pengendara motor di daerah Kaligawe, Kota Semarang.
Dalam video 29 detik yang beredar di akun instagram infokejadian_semarang. Terlihat seorang remaja bersenjatakan parang panjang tengah menyabetkan senjatanya kepada dua orang pengendara sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Sementara, di belakangnya terdapat beberapa anggota komplotan itu yang juga mengacungkan senjata tajam.