Polisi Cek DNA di Tali yang Ikat Tubuh Sekeluarga Lompat dari Apartemen

18 Maret 2024 16:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana TKP bunuh diri di Apartemen Taman Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).  Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana TKP bunuh diri di Apartemen Taman Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polres Metro Jakarta Utara mengungkapkan hasil penyelidikan terbaru atas kasus sekeluarga lompat dari lantai 22 apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Polisi kini fokus mendalami tali yang mengikat keempatnya sebelum lompat dari lantai 22.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setiawan mengatakan tali tersebut menjadi barang bukti kunci lantaran dapat mengungkap terkait apakah korban murni bunuh diri. Dia mengatakan akan memeriksa DNA di benda tersebut.
"Nah itu yang kemudian nanti harus kita jawab menggunakan scientific investigationnya menunggu hasil pemeriksaan dari labfor tentang DNA. DNA yang di mana? DNA yang ada di tali ya yang ditemukan di TKP. Satu melekat pada korban dan satu masih satunya terlepas dari korban," tutur Gidion saat dijumpai wartawan di Mapolres Jakarta Utara, Senin (18/3).
Gidion mengungkapkan tali yang dipakai korban adalah tali karmentel atau tali yang biasa dipakai dalam kegiatan pendakian.
ADVERTISEMENT
"Untuk apa? Untuk membuktikan apakah ada tipe atau jenis DNA lain yang ada di tali itu, itu untuk memastikan karena kita imajinasikanlah ya kita. Itu tapi karmatel itu merupakan perlengkapan terakhir gitu ya untuk peristiwa itu terjadi," sambungnya.
Dijumpai terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagian mengungkapkan saat peristiwa terjadi, tali yang mengikat korban itu ada yang terlepas. Persisnya, kata Hady, adalah tali yang mengikat EA (ayah) dengan anak perempuannya.
"Nah itukan informasi (soal dugaan ada korban yang menolak lompat) yang belum bisa kita pastikan. Karena bergesernya tali itu bukan berarti dia menolak juga, bisa jadi lepas juga dari pergelangan. Mungkin, nah itu yang menjawab dari labfor. (Ikatan) Bapak sama anak perempuan," tutur Hady kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
Polisi sendiri telah memeriksa sebanyak 12 orang yang terdiri dari lingkungan keluarga dan pihak apartemen. Kendati demikian pihaknya belum mau menyimpulkan, apakah peristiwa tersebut murni bunuh diri atau tidak.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (9/3) sore. Para korban yakni EA (50) bapak, AEL (52) ibu, dan dua anaknya yang masih berumur 15 (perempuan) dan 13 (laki-laki) tahun.
Salah satu tetangga korban mengatakan, keluarga itu dalam beberapa hari belakangan kerap meminjam uang. Dia juga pernah melihat ada orang yang datang menagih utang dengan cara yang kasar.
Tetangga korban tersebut mengaku tidak terlalu kenal dengan keluarga korban. Ia menyebut, korban pernah bercerita bahwa sudah tidak bisa lagi meminjam uang pada aplikasi pinjaman online.
ADVERTISEMENT