Polisi Dalami Kasus Keracunan Massal Pelajar SMA Siwalima Ambon

21 November 2022 12:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasien keracunan makanan diperiksa tenaga kesehatan. Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasien keracunan makanan diperiksa tenaga kesehatan. Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
ADVERTISEMENT
Kepolisian melakukan penyelidikan atas peristiwa keracunan makanan puluhan pelajar SMAN Siwalima Ambon, Maluku pada Jumat (18/11) lalu. Dalam peristiwa itu, puluhan anak dibawa ke fasilitas kesehatan untuk tindakan medis lebih serius.
ADVERTISEMENT
Diduga makanan yang disantap para siswa sehari sebelumnya menjadi penyebab keracunan massal itu.
"Sudah kita lakukan penyelidikan, kita sudah lakukan pemeriksaan-pemeriksaan semuanya," kata Kapolresta Ambon Kombes Raja Arthur Simamora dikonfirmasi, Senin (21/11).
Pihak-pihak yang sudah diperiksa ini di antaranya pihak sekolah hingga perusahaan penyedia makanan.
"Jadi kita sudah periksa pihak sekolah, rumah sakit dan pihak pengelola makanan juga," bebernya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Ambon AKP Mido Manik menambahkan, penyelidikan kasus ini dilakukan Polsek Baguala.
"Peristiwa dugaan keracunan masih dalam proses penyelidikan oleh Polsek Baguala. Satreskrim Polres back up dan asistensi," kata Manik.
Ilustrasi keracunan makanan. Foto: Getty Images/kumparan
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy mengatakan, tercatat ada 67 pelajar yang jadi korban keracunan makanan di SMAN Siwalima Ambon.
ADVERTISEMENT
Dari 67 ini terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 52 orang, dengan rincian kategori tingkat keracunan yaitu ringan 25 orang, observasi atau pengamatan 38 orang, dan yang diinfus 29 orang orang.
"(Korban) dirawat di RS yaitu 4 orang di RS Hative, 4 orang di RS Haulussy dan 1 di (RSUD) Umarela (Tulehu)," ungkap Wendy.
Sementara Kepala BPOM Ambon Hermanto menjelaskan, terkait uji sampel spesimen dari makanan yang diduga jadi faktor penyebab keracunan, masih dalam pengujian di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).
"Kami koordinasikan dengan Dinkes dan Labkesda, sampel spesimen sedang diuji di labkesda," kata Hermanto.