news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polisi di AS Tangkap Remaja Kulit Hitam saat Bubarkan Pertengkaran di Mal

18 Februari 2022 6:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi borgol. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi borgol. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dua polisi di New Jersey, Amerika Serikat, dituding menunjukkan "bias secara rasial" setelah memperlakukan dua remaja secara berbeda saat membubarkan pertengkaran di sebuah mal.
ADVERTISEMENT
Pertengkaran itu terjadi antara dua remaja—satu remaja keturunan kulit hitam dan satu kulit putih. Namun, dalam video yang tersebar di media sosial, kedua polisi tampak membedakan perlakuan antara kedua remaja.
Dikutip dari Reuters, dalam video itu terlihat kedua remaja saling melontarkan pukulan di area tempat duduk Bridgewater Commons Mall. Peristiwa tersebut dikabarkan terjadi pada akhir pekan lalu.
Tak lama setelahnya, dua petugas kepolisian datang dan langsung melerai. Satu remaja langsung didudukkan di sofa putih, sementara remaja kulit hitam dijatuhkan dan ditahan di lantai oleh kedua polisi.
Punggung remaja itu ditahan dengan lutut polisi, kemudian ia diborgol.
Remaja kulit hitam itu diketahui bernama Kye, seorang siswa kelas 8 sekolah menengah. Kepada media ABC, Kye mengatakan pertengkaran terjadi usai ia mencoba menghentikan remaja kulit putih itu dari merundung temannya.
ADVERTISEMENT
“Mereka menjatuhkan saya ke lantai dan satu polisi—polisi laki-laki—menahan punggung saya dengan lututnya, kemudian ia memborgol saya,” kata Kye, sebagaimana dikutip dari AFP.
“Kemudian polisi wanita itu datang dan juga menahan punggung bagian atas saya dengan lututnya, dan membantu memasang borgol di tangan saya.”
Video itu tidak menunjukkan bagaimana nasib Kye selanjutnya, maupun nasib remaja yang bertengkar dengan Kye. Tidak diketahui identitas remaja kulit putih tersebut selanjutnya.
Ibu Kye tidak terima dengan perlakuan kedua polisi terhadap anaknya. “Saya ingin mereka dipecat,” tegas dia.
Aksi polisi tersebut memicu protes dan kemarahan publik. Gubernur New Jersey, Phil Murphy, mengkritik keras tindakan yang menurutnya membeda-bedakan secara rasial.
“Saya sangat terganggu atas tindakan yang tampaknya merupakan perlakuan yang membeda-bedakan secara rasial dalam video ini. Kami berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan antara aparat penegak hukum dan warga yang mereka layani,” tulis Murphy lewat akun Twitternya.
Ilustrasi demo menentang rasialisme di Prancis. Foto: AFP/Michel Rubinel
Saat ini, Kantor Jaksa Somerset County mengungkapkan unit hubungan internalnya sudah mulai menginvestigasi kasus ini.
ADVERTISEMENT
Rasisme dalam penegakan hukum di Amerika Serikat merupakan isu yang sangat pelik. Warga kulit hitam disebut berisiko lebih tinggi menjadi korban kekerasan oleh aparat penegak hukum ketimbang warga kulit putih.
Salah satu kasus yang menarik perhatian dunia adalah pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit hitam, oleh polisi kulit putih di Minnesota, AS.
Dalam insiden pada 2020 lalu ini, polisi bernama Derek Chauvin menindih leher Floyd dengan menggunakan lututnya. Tindakan Chauvin menyebabkan Floyd kehabisan napas dan meninggal dunia.
Direktur Regional Tenggara dari National Action Network, Steffie Bartley, menyebut adanya perilaku “bias implisit” yang terlihat dalam video tersebut.
“Kenapa anak muda kulit hitam itu di lantai dan diborgol, sementara anak muda kulit putih itu duduk di sofa seakan-akan dia sedang mengawasi?” tegasnya dalam keterangan.
ADVERTISEMENT