Polisi Duga Bocah Tewas Tanpa Kepala di Samarinda Tercebur ke Parit

22 Januari 2020 22:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mayat anak-anak Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mayat anak-anak Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Polresta Samarinda mengungkapkan dugaan penyebab kematian bocah bernama Ahmad Yusuf Ghazali (4), yang ditemukan tewas tanpa kepala usai dititipkan di PAUD.
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Damus Asa, mengungkapkan dari pemeriksaan saksi dan barang bukti, dugaan sementara korban tewas karena tercebur dan hanyut selama 15 hari.
Damus mengatakan, parit yang jadi lokasi Yusuf tercebur dan terseret arus memang memiliki banyak jeruji untuk menahan sampah. Namun, ditemukan banyak celah yang memungkinkan jasad Yusuf melewati rongga tersebut hingga membuat terseret lebih jauh.
"Penyebab kematiannya belum bisa dipastikan, tapi diduga tercebur di dalam parit di depan PAUD, dan melewati jeruji dalam drainase, karena ternyata ada beberapa rongga," jelas Damus kepada wartawan, Rabu (22/1).
Ia juga memastikan jasad Yusuf yang ditemukan tanpa kepala itu tidak terdapat tanda-tanda kekerasan, penganiayaan, maupun penculikan.
Sementara itu, dua guru PAUD berinisial ML dan TS juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka diduga lalai dalam menjaga Ahmad hingga menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
"Hasil pemeriksaan, tercatat petugas jaga korban saat kejadian adalah ML dan TS. Sesuai SOP jadwal jaga keduanya dinilai lalai," jelasnya.
Keduanya kini telah ditahan di Mapolresta Samarinda. Dari hasil gelar perkara, kedua tersangka dijerat Pasal 359 KUHP, dengan tuduhan lalai hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia, dengan ancaman penjara di atas 5 tahun.
Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Damus Asa. Foto: Dok. kumparan
Yusuf dilaporkan hilang dari PAUD Jannatul Athfaal sejak 22 November 2019. Jasadnya ditemukan dua minggu kemudian pada 8 Desember 2019 di Jalan Pangeran Antasari Gang III atau sekitar 4,5 km dari lokasi PAUD.
Damus menuturkan, keluarga Yusuf sempat menyangkal dugaan penyebab kematian karena tercebur dan hanyut. Namun, setelah jasad ditemukan dengan kondisi tak utuh karena diduga karena dimakan hewan setelah membusuk, pihak keluarga memutuskan tak melakukan autopsi.
ADVERTISEMENT
Hal ini cukup menyulitkan polisi yang ingin mendalami penyebab tewasnya Yusuf.
"Selama satu bulan sejak jenazah Yusuf ditemukan, polisi kesulitan melakukan pemeriksaan karena jasad tidak utuh. Selain itu, pihak keluarga sempat menolak autopsi. Kendala sejak awal tidak ada autopsi, dan kondisi jasad juga tidak utuh. Itu memang terkendala, tapi kami bekerja sesuai di lapangan," tutup Damus.
Meski begitu, ayah Yusuf, Bambang, tak puas dengan keterangan polisi. Ia menduga ada faktor lain yang menyebabkan anaknya meninggal selain hanya karena tercebur di parit depan PAUD.
"Kami masih tetap pada komitmen awal. Kami tetap akan mencari bukti lain, penyebab kematian anak saya," ujar Bambang sebelumnya.