Polisi: Ganja Paling Banyak Beredar di Kalangan Pelajar

24 November 2022 15:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi transaksi ganja. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transaksi ganja. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Polres Metro Jakarta Barat kembali menggelar Operasi Nila Jaya 2022. Operasi ini bagian dari pencegahan peredaran narkoba, khususnya di kalangan pelajar.
ADVERTISEMENT
Kasat Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Akmal menyebut, narkoba jenis ganja paling banyak beredar di kalangan pelajar. Sebab, menurut Akmal, ganja mudah didapat di kalangan pelajar.
"Dari berbagai jenis narkoba, jenis ganja ini yang paling banyak beredar di kalangan pelajar," kata Akmal saat menjadi pembicara penyuluhan bahaya narkotika di MAN 22 Kemanggisan, Palmerah, Kamis (24/11).
Di hadapan 140 siswa yang hadir itu, Akmal juga mengenalkan berbagai jenis narkotika, termasuk efek negatif yang ditimbulkannya.
Dijelaskan dia, narkoba dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu Cannabis, Amphetamine Type Stimulants (ATS), Opiad dan Tranquilizer.
Polres Metro Jakarta Barat melakukan penjelasan tentang bahaya narkoba di MAN 22 Kemanggisan, Kamis (24/11). Foto: Humas Polres Jakbar
Untuk jenis Cannabis, beberapa produk yang cukup terkenal adalah marijuana atau ganja dan hasish (getah ganja) yang mengandung zat THC (tetrahidrakanabinol dan kanabidiol).
ADVERTISEMENT
"Adapun untuk dampak yang ditimbulkan terjadinya perubahan kesadaran terhadap waktu, perubahan suasana hati, gerakan tubuh terganggu, kesulitan berpikir dan memecahkan masalah serta gangguan terhadap daya ingat," bebernya.
Sementara untuk narkoba jenis ATS, beberapa produk yang sering beredar yaitu amphetamin, ekstasi, katinon dan sabu (methamphetamin).
"Penyalahgunaan sabu dalam jangka panjang dapat menyebabkan banyak efek negatif seperti kecanduan kronis yang disertai dengan perubahan fungsional dan molekul di dalam otak. Sementara pada ekstasi menyebabkan banyak efek negatif seperti kecanduan kronis yang disertai dengan perubahan fungsional dan molekul di dalam otak," kata Akmal.
Polres Metro Jakarta Barat melakukan penjelasan tentang bahaya narkoba di MAN 22 Kemanggisan, Kamis (24/11). Foto: Humas Polres Jakbar
Adapun untuk narkoba golongan Opiad terdiri dari heroin atau putau, morfin, opium, pethidin, codein, subutek/subuxon dan methadone. Beberapa jenis tersebut didapat dari hasil ekstrak benih biji tanaman poppy varietas tertentu.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, efek yang ditimbulkan narkotika ini dapat mengubah struktur fisik serta fisiologi otak yang dapat menyebabkan sistem saraf dan hormon menjadi tidak seimbang dalam jangka waktu lama. Serta dapat memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan, berperilaku, dan tanggapan pada situasi stres.
Tak hanya itu, efek jangka panjangnya dapat menurunkan kesehatan gigi, rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya menurun. Tubuh menjadi lemah, lesu, dan tidak bertenaga.
Nafsu makan yang buruk dan kekurangan gizi, Insomnia, penurunan fungsi seksual, kerusakan hati atau ginjal secara permanen, infeksi katup jantung, keguguran, kecanduan yang menyebabkan kematian.
Sementara untuk golongan Tranquilizer terdiri dari luminal, nipam, pil koplo, mogadon, valium, camlet, dumolid, kokain dan ketamin.
Akmal berharap, dengan sosialiasi pencegahan ini bisa membuat para pelajar menjauhi barang haram tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kita harap para siswa untuk mengikuti penyuluhan bahaya Narkoba ini dengan serius, antusias sehingga upaya yang kita lakukan ini diharapkan bisa membangun kemampuan dan ketahanan diri dari pengaruh narkoba,” tandasnya.