Polisi India Pukuli Tahanan Muslim yang Dituding Penyebab Bentrok

17 Juni 2022 12:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bentrok demonstran-polisi di India Foto: REUTERS/Danish Ismail
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bentrok demonstran-polisi di India Foto: REUTERS/Danish Ismail
ADVERTISEMENT
Rekaman kebrutalan polisi beredar di India usai protes terhadap Islamofobia meletus pada Jumat (10/6).
ADVERTISEMENT
Rekaman itu menunjukkan dua polisi memukuli sembilan tahanan dengan tongkat. Para pria tersebut terlihat tersudutkan hingga bersandar ke dinding.
Seiring pukulan berlanjut, seorang pria melipat tangannya dalam doa. Pria lain mengangkat tangannya, menunjukkan bahwa dia menyerah.
Protes menuntut penangkapan anggota Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma atas komentarnya yang menghujat Nabi Muhammad, di Kolkata, India, Selasa (7/6/2022). Foto: Rupak De Chowdhuri/Reuters
Kekerasan tersebut terjadi di kantor polisi di Distrik Saharanpur. Wilayah itu mencatat jumlah kematian tahanan tertinggi.
Keluarga korban menegaskan, kerabat mereka tidak bersalah. Namun, pihak berwenang tidak menindak kekerasan tersebut hingga kini.
"Sakit, sakit!" teriak para tahanan yang meringkuk ketakutan, dikutip dari BBC, Jumat (17/6/2022).
Rekaman tersebut muncul usai demonstrasi di daerah Uttar Pradesh dan Jharkhand pada pekan lalu.
Ribuan pengunjuk rasa menuntut tindakan tegas terhadap politikus Partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma dan Naveen. Keduanya membuat komentar menghina Nabi Muhammad.
ADVERTISEMENT
Protes mulanya berlangsung dengan damai. Kerumunan orang itu hanya berbaris melewati toko-toko di kota-kota.
Ketika ketegangan meningkat, sejumlah demonstran menyerang toko milik penduduk Hindu. Polisi India kemudian meluncurkan penangkapan massal seiring bentrokan menyebar.

Rekaman Pemukulan oleh Polisi

Ilustrasi polisi India bersenjata tongkat. Foto: REUTERS/Adnan Abidi
Rekaman-rekaman usai penangkapan menunjukkan, para demonstran dipukuli oleh petugas polisi.
Polisi menuduh, 30 orang yang mereka tangkap terlibat dalam kerusuhan. Tahanan itu termasuk pria berusia 24 tahun, Saif.
Saif merupakan salah satu dari sembilan tahanan yang dipukuli dalam rekaman teranyar. Sebagaimana kerabat korban lainnya, keluarga Saif menegaskan, dia bahkan tidak mengikuti demonstrasi.
"Dia biru-biru karena pemukulan, dia bahkan tidak bisa duduk," ujar saudari Saif, Zeba.
Juru bicara Partai Bharatiya Janata Party (BJP) India, Nupur Sharma. Foto: Twitter
Rekaman kekerasan terhadap Saif pertama kali diunggah oleh seorang pejabat BJP, Shalabh Tripathi. Dia menyebut kebrutalan itu sebagai hadiah balasan untuk para pemberontak.
ADVERTISEMENT
Tripathi adalah mantan penasihat media untuk Kepala Menteri Negara Bagian Uttar Pradesh, Yogi Adityanath. Adityanath merupakan salah satu politikus paling kuat di India.

Kekerasan Polisi Viral di Medsos

Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto: Prakash SINGH / AFP
Setelah aksi protes nasional terbaru, arus rekaman kekerasan polisi terhadap pengunjuk rasa lainnya menjadi viral di media sosial.
Di antaranya, rekaman kebrutalan polisi memukuli seorang anak laki-laki di bawah umur memicu kecaman dari jurnalis dan aktivis.
Beberapa pihak menuduh, tindakan polisi tersebut ditujukan terhadap komunitas minoritas Muslim.
Kelompok hak asasi manusia melaporkan, iklim intoleransi berkembang biak di India sejak BJP pimpinan PM Narendra Modi berkuasa pada 2014. Ujaran kebencian dan serangan menyasar minoritas Muslim semakin sering tercatat.
ADVERTISEMENT