Polisi Israel Bentrok dengan Umat Yahudi di Tempat Ziarah Gunung Meron
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lebih dari 10.000 umat Yahudi berkumpul di situs tersebut untuk melaksanakan ziarah yang dimulai pada Rabu (18/5/2022). Polisi Israel mengatakan puluhan ekstremis menerobos masuk ke bagian situs keagamaan tersebut sambil menghempaskan pagar dan membahayakan umat lainnya.
Diberitakan AFP, pihak kepolisian sempat mundur dari lokasi ketika sekelompok jemaah mendobrak penghalang dan menyerbu masuk. Tak lama kemudian, petugas kembali ke posisi mereka untuk mengendalikan situasi.
Beberapa umat ditangkap dan diborgol oleh polisi. Selain itu, sejumlah kamera keamanan dan peralatan listrik di lokasi juga disabotase.
Polisi kemudian menghentikan pergerakan jemaah tambahan menuju lokasi. Ziarah dikabarkan akan berlangsung hingga Kamis malam.
Ziarah Gunung Meron terjadi pada hari raya Lag BaOmer, saat sebagian besar Yahudi ultra-Ortodoks memadati lokasi makam rabi abad kedua Shimon Bar Yochai yang dihormati.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Israel memperketat keamanan di Gunung Meron untuk menghindarkan terulangnya kejadian tahun lalu.
Pada 30 April 2021, bentrokan terjadi di bagian laki-laki dari situs yang dibagi berdasarkan jenis kelamin itu. Padatnya kerumunan di sebuah lorong sempit menimbulkan aksi saling dorong yang menyebabkan 45 orang tewas terinjak-injak.
Setidaknya 16 anak-anak termasuk di antara korban tewas. Eks Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut insiden itu sebagai salah satu bencana terburuk dalam sejarah Israel.
Rabu lalu, Perdana Menteri Naftali Bennett mengumumkan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah keamanan yang diperlukan. Di antaranya dengan membatasi kunjungan maksimal 16 ribu jemaah dalam situs ziarah tersebut dan mengetatkan penjagaan polisi.
Pada Selasa (17/5/2022) polisi melaporkan mereka telah menyita pisau dan palu dari faksi ultra-Ortodok yang diduga bermaksud untuk menyabotase infrastruktur komunikasi di lokasi ziarah.
ADVERTISEMENT
Beberapa faksi ultra-Ortodoks adalah anti-Zionis yang menentang keberadaan negara Yahudi. Mereka tak jarang bermusuhan dengan institusi negara Israel, termasuk dengan pasukan polisinya.
Penulis: Airin Sukono.