Polisi Israel Serang Peserta Maraton Palestina Penolak Penggusuran Sheikh Jarrah

5 Juni 2021 12:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi Israel serang warga Palestina saat melakukan aksi protes. Foto: Maya Alleruzzo/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Polisi Israel serang warga Palestina saat melakukan aksi protes. Foto: Maya Alleruzzo/AP Photo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kegiatan maraton di Yerusalem Timur yang dilaksanakan sebagai aksi solidaritas menolak penggusuran Palestina di Sheikh Jarrah dan Silwan, berakhir dengan kekerasan oleh pihak kepolisian Israel.
ADVERTISEMENT
Sheikh Jarrah adalah sebuah wilayah Palestina di Yerusalem Timur, yang berjarak 2 kilometer dari Kota Tua, di jalan menuju Gunung Scopus.
Ratusan pelari bergabung dalam acara yang diselenggarakan pada Jumat (4/6) itu. Maraton sejauh 3,5 km dimulai di Sheikh Jarrah dan berakhir di Silwan.
Dikutip dari Aljazeera, para pelari menggunakan kaus putih yang bertuliskan 7.850. Angka tersebut merepresentasikan jumlah warga Palestina yang terancam digusur dari rumah mereka di Yerusalem Timur.
Seorang wartawan Aljazeera, Abdel Hamid, mengatakan bahwa petugas kepolisian Israel menyerang para peserta dengan granat kejut untuk membubarkan aksi mereka. Padahal, maraton mereka saat itu berlangsung dengan damai.
Polisi Israel serang warga Palestina saat melakukan aksi protes. Foto: Maya Alleruzzo/AP Photo
“Yang dilakukan para anak muda itu hanyalah bernyanyi dan bersorak, dan mereka tampak bahagia karena berhasil menyelesaikan maraton,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Di media sosial Twitter, orang-orang mengunggah video yang menunjukkan pemukulan dan kekerasan oleh polisi Israel terhadap para aktivis.
Salah satu peserta maraton, Jalal Abu Khater, menceritakan pengalamannya lewat sebuah utas di Twitter dengan mengunggah foto-foto kakinya yang lebam.
“Saya dipukuli enam kali, diserang oleh pasukan Israel, karena berlari di kota leluhur saya,” tulis Khater, Jumat (4/6).
Menurut Khater, tiba-tiba saja kepolisian Israel memasuki area garis akhir di Silwa, di mana para peserta tengah berkumpul dan beristirahat.
"Mereka sungguh kasar, menyerang semuanya tanpa pandang bulu, memukul, melempar granat, dan menembakkan peluru karet ke beberapa orang," ungkapnya.
Aksi protes warga yang menolak penggusuran warga Palestina dari Sheikh Jarrah sudah berlangsung sejak Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Para penduduk Israel di wilayah Sheikh Jarrah berlindung di balik Undang-undang Tahun 1970 yang mengizinkan umat Yahudi untuk mengeklaim properti mereka yang direnggut pada perang tahun 1948. Selama perang itu, warga Palestina juga kehilangan rumah mereka.
Polisi Israel serang warga Palestina saat melakukan aksi protes. Foto: Maya Alleruzzo/AP Photo
Pada 9 Mei 2021, Pengadilan Tinggi Israel menunda keputusan terkait pengusiran empat keluarga Palestina. Tanggal sidang yang selanjutnya akan diumumkan dalam waktu 30 hari sejak penundaan tersebut.
Dari situlah, protes semakin meluas, dari terjadinya bentrok antara warga sipil Palestina dan Polisi Israel di Kompleks Masjid Al-Aqsa hingga saling serang antara Israel-Hamas yang berlangsung sejak 10-21 Mei 2021.
Konflik 11 hari itu disebut yang terparah selama beberapa tahun terakhir, dan telah merenggut nyawa ratusan warga Palestina di Gaza dan belasan warga di Israel.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, sekitar 20 orang terluka pada demonstrasi terpisah yang juga berlangsung pada Jumat (4/6). Demonstrasi tersebut menolak pos militer Israel ilegal di dekat Kota Nablus, Tepi Barat.