Polisi Israel Tangkap 10 Warga Palestina saat Bentrokan di Masjid Al-Aqsa

19 Juni 2021 3:15 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang Palestina berjalan di kompleks yang menampung Masjid Al-Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/5). Foto: Ammar Awad/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang Palestina berjalan di kompleks yang menampung Masjid Al-Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/5). Foto: Ammar Awad/REUTERS
ADVERTISEMENT
Polisi Israel menangkap 10 warga Palestina saat bentrokan yang terjadi di Masjid Al-Aqsa. Dikutip dari AFP, dalam kejadian itu ada sembilan orang yang terluka ketika ratusan pengunjuk rasa melempar batu dan petugas kepolisian menembak peluru karet.
ADVERTISEMENT
Seorang reporter AFP mengatakan, ada lebih dari seribu orang yang berkumpul di kompleks itu setelah salat Jumat dan berteriak "Tuhan Maha Besar" dan beberapa di antaranya mengibarkan bendera Palestina. Beberapa pengunjuk rasa melempar batu ke polisi yang menggerebek lokasi itu.
"Beberapa pemuda mulai mengganggu ketertiban dan melempar batu ke arah polisi," kata polisi dalam keterangannya, Sabtu (19/6). Polisi juga menambahkan bahwa "10 orang tersangka ditangkap".
Keamanan Israel berdiri dalam posisi selama bentrokan dengan orang-orang Palestina di kompleks yang menampung Masjid Al-Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/5). Foto: Ammar Awad/REUTERS
Dari sembilan orang yang terluka, tiga di antaranya harus dirawat di rumah sakit akibat luka-luka yang disebabkan "pemukulan, peluru karet, dan bom suara".
Konfrontasi terjadi ketika warga Palestina memprotes kaum nasionalis Yahudi yang berbaris melalui Yerusalem Timur pada Selasa (15/6), dan meneriakkan penghinaan terhadap Islam dan berteriak "matilah orang Arab".
ADVERTISEMENT
Sehari sebelumnya, polisi mengatakan telah menangkap delapan orang yang berdemonstrasi di Gerbang Damaskus, pintu masuk menuju Kota tua Yerusalem, di mana kaum nasionalis Yahudi berkumpul dalam pawai.
Pada Jumat (18/6), warga Palestina berunjuk rasa dekat Nablus, Tepi Barat, untuk menentang perluasan pemukiman Yahudi di tanah desa Beita.