Polisi: Jangan Sampai Pelajar Terprovokasi Ikut Demo yang Tak Mereka Mengerti

16 Oktober 2020 13:50 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana demo tolak Omnibus Law, di Jakarta, Selasa (13/10). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Suasana demo tolak Omnibus Law, di Jakarta, Selasa (13/10). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Polisi mengamankan ratusan orang usai demo menolak Omnibus Law di Jakarta beberapa hari yang lalu. Sebagian besar yang diamankan merupakan pelajar.
ADVERTISEMENT
Ini menjadi keprihatinan pihak Kepolisian dan Dinas Pendidikan, pasalnya, banyak di antara mereka yang terlibat kerusuhan.
Wakapolres Jakarta Selatan, AKBP Antonius Agus Rahmanto di Polres Metro Jakarta Selatan. Foto: Dok. Istimewa
Pada Jumat ini, Polres Metro Jakarta Selatan berupaya menggalang pertemuan dengan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan, tujuannya, meningkatkan koordinasi agar pelajar dan anak, tidak terlibat dalam demo yang berujung rusuh.
"Kami harap ke depan kerja sama lebih ditingkatkan, H-1 kita akan beri tahu Sudin misal besok akan ada demo. Nah dari Sudin akan ber itahu ke sekolah-sekolah sampai ke orang tua untuk diberikan tugas dari sekolah dan diberikan absen dari pagi, siang sampai sore, plus orang tuanya juga memantau lagi," kata Wakapolres Jakarta Selatan, AKBP Antonius Agus Rahmanto, Jumat (16/10).
Puluhan pelajar terjaring razia polisi saat akan demo tolak Omnibus Law. Foto: Dok. Istimewa
Polisi juga meminta perwakilan dari suku dinas untuk hadir bersama pihak kepolisian, saat hari H demo berlangsung. Harapanya, koordinasi bisa cepat terjalin antara aparat dan dinas pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Sehingga saat ada pelajar yang diamankan lalu satu sekolah sampai 25 orang lalu langsung dihubungi kepseknya. Nah ini untuk menjaga agar adik-adik ini tak terbawa terprovokasi dan hal-hal yang mereka belum paham semuanya," kata Agus.
Sementara itu, polisi belum akan memberi jerat pidana bagi siswa yang tertangkap tangan turut serta dalam demo rusuh. Mereka memilih jalan edukasi, pemahaman, bahkan keagamaan bagi para siswa tersebut.
Seorang demonstran memegang tabung gas air mata untuk dilemparkan kembali ke polisi, selama bentrokan di tengah demo tolak Omnibus Law, di Jakarta, Selasa (13/10). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
"Jadi kita pembinaan, diedukasi, termasuk dari segi keagamaan, diberikan pemahaman yang sebenarnya ini lho yang kakak-kakak mahasiswa demo kan secara sederhana," kata Agus.
Polres Jakarta Selatan mendata, pada 2 aksi unjuk rasa yakni Kamis (8/10) dan Selasa (13/10), ada 288 siswa yang terlibat aksi. Dari jumlah tersebut, 57 orang terdata merupakan siswa dari 28 SMA dan SMP di Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT